”Kalau berapa kira-kira gambarannya per paket yang dikorup, dugaannya dari hitung-hitunganku adalah Rp 28 ribu ditambah Rp 5.000 adalah Rp 33 ribu,” kata Boyamin kepada wartawan, Kamis (10/12).
Ia pun menjelaskan dana yang dianggarkan semula Rp 300 ribu per pakert bansos hingga diduga dikorupsi lebih dari Rp 10 ribu.
Menurutnya, dugaan ini didapatnya dari survei harga barang yang beredar di pasaran.
”Jadi anggaran kan Rp 300 ribu, terus dipotong Rp 15 ribu untuk transpor, Rp 15 ribu untuk tas goody bag. Jadi seakan-akan pemborong mendapatkan Rp 270 ribu.
"Kalau berdasarkan barang yang ada di lapangan yang diterima masyarakat senilai Rp 188 ribu. Jadi artinya dugaan yang dikorupsi adalah 82 ribu," ujar Boyamin.
Ia menyebutkan harga Rp 188 ribu itu didapat setelah menyelidiki isi bansos dengan membeli bantuan yang diterima tetangganya.
Pertama, harga tasnya dibawah Rp 7.000.
Kemudian ada 2 kaleng sarden dengan harga satt Rp 6.000.
"Dan ini pun isinya, adalah lebih banyak air. Jadi, ikannya cuma sedikit, dan sausnya juga sedikit, diisi air paling banyak," tutur Boyamin.