Follow Us

Kok Bisa Banyak Orang Jawa Tinggal di Suriname? Ternyata Begini Sejarahnya

Adrie Saputra - Jumat, 18 September 2020 | 13:45
Imigrasi orang Jawa ke Suriname di abad ke-18
Wikimedia Commons

Imigrasi orang Jawa ke Suriname di abad ke-18

Pada 1449 pelaut Spanyol, Alonzo de Hojeda dan Juan de La Cosa berlayar menyusuri pantai timur laut Amerika Selatan, dan Guyana berhasil dikuasai atas nama Raja Spanyol. Selama abad ke 16 dan 17, Guyana silih berganti dikuasai Spanyol, Belanda, Inggris, Prancis dan Portugal.

Akibatnya, wilayah Guyana terbagi menjadi 5 bagian, yaitu Guyana Espanola (bagian dari Venezuela sekarang), Inglesa (Guyana sekarang), Holandesa (Suriname), Francesa (Cayenne), dan Portuguesa (bagian dari wilayah Brazil). Tahun 1651 Suriname direbut Inggris, sampai saat penandatanganan perjanjian perdamaian Breda tahun 1667.

Baca Juga: Banyak Kamu Hawa yang Antre Memperebutkannya, Ternyata Ini Wanita Tercantik Menurut Ariel NOAH, Sampai Rela Pantengin Live Instagram-nya

Dalam perjanjian tersebut, Inggris menyerahkan kembali Suriname, ditukar dengan wilayah kekuasaan Belanda di New Amsterdam, Amerika Utara (sekarang disebut Manhattan, New York, AS). Pada 15 Desember 1954, pemerintah Belanda dan beberapa wakil dari Suriname menandatangani memorandum rencana pengakhiran penjajahan.

Lalu, pada konferensi Meja Bundar tahun 1961, para wakil Suriname yang dipimpin Johan Adolf Pengel menuntut dibentuknya pemerintahan sendiri. Tuntutan itu semakin kuat dengan berdirinya beberapa partai politik (parpol).

Pada tahun 1970 diselenggarakan konferensi di Belanda untuk membicarakan persiapan pelepasan Suriname, dan menyusun kabinet yang terdiri dari wakil-wakil parpol.Tanggal 25 November 1975 Suriname menjadi negara merdeka. Walaupun demikian, perekonomiannya tetap sangat bergantung pada bantuan pembangunan Belanda.Awal mula orang Jawa di Suriname

Pada saat diduduki Belanda, perekonomian Suriname tidak menentu karena dihapuskannya perbudakan pada 1 Juli 1863. Padahal perkebunan masih sangat memerlukan tenaga buruh.

Karena itu, pada tahun 1870 pemerintah Belanda menandatangani perjanjian dengan Inggris guna mendatangkan imigran/buruh kontrak ke Suriname.Perjanjian tersebut diimplementasikan mulai tahun 1873 sampai 1914, dengan mendatangkan buruh kontrak (imigran) Hindustan pertama dari India.

Baca Juga: Belum-belum Sudah Menyerah sebelum Kalah, Rizky Billar Minta Ini jika Nanti tak Berjodoh dengan Lesti Kejora

Gelombang berikutnya adalah para imigran dari Jawa pada tanggal 09 Agustus 1890. Mereka dipekerjakan sebagai buruh murah di perkebunan.

Kebanyakan dari Jawa Tengah, karena saat itu sebagai wilayah yang padat penduduknya dan tingkat perekonomiannya rendah.Kelompok imigran Indonesia pertama berjumlah 94 orang tiba di Suriname pada tanggal 9 Agustus 1890.

Kelompok ini direkrut oleh De Nederlandsche Handel Maatschappij, untuk dipekerjakan di perkebunan tebu dan perusahaan gula Marienburg. Empat tahun kemudian, tepatnya 1894 perusahaan yang sama mendatangkan lagi imigran gelombang kedua berjumlah 582 orang Jawa.

Editor : Suar

Baca Lainnya

Latest