Follow Us

Kok Bisa Banyak Orang Jawa Tinggal di Suriname? Ternyata Begini Sejarahnya

Adrie Saputra - Jumat, 18 September 2020 | 13:45
Imigrasi orang Jawa ke Suriname di abad ke-18
Wikimedia Commons

Imigrasi orang Jawa ke Suriname di abad ke-18

Suar.ID - Tahu negara Suriname?

Negara yang bernama Republik Suriname ini rupanya memiliki penduduk beretnis Jawa mencapai 15 persen dari total penduduknya.

Bagaimana bisa?Dilansir dari Kontan.co.id, Suriname merupakan negara di kawasan Amerika Selatan yang beribu kota di Paramaribo.

Negara yang memiliki bahasa nasional Belanda ini merayakan hari kemerdekaannya setiap 25 November.

Baca Juga: Tak Mau Kalah dengan Nella Kharisma yang Kini Sedang Bulan Madu dengan Dory Harsa, Cak Malik Pun Pamer Kemesraan dengan Istrinya, Begini Potret Keduanya...Berdasarkan data Worldometers, total penduduk Suriname per 16 September 2020 mencapai 587.727 jiwa.

Komposisi agama yang dianut rinciannya adalah Hindu (27,4%), Protestan (25,2%), Katolik Roma (22,8%), Islam (19,6%), termasuk Javanisme dan Animisme yang diakui pemerintah.Sementara mata uang yang digunakan adalah Suriname Dollar (SRD).

Kemudian, etnis suku antara lain adalah Hindustan (37%), Kreol (31%), Jawa (15%), Marrons (10%), Amerindian (2%), China (2%), bangsa kulit putih (1%), dan lainnya (2%).

Baca Juga: Ariel NOAH Buka-bukaan Pernah Melukis Foto Dian Sastro, Tapi Sayang Gambar Itu Akhirnya Diambil Orang Lain

Sejarah Suriname

Dirangkum dari laman resmi Kementerian Luar Negeri RI, wilayah Suriname mulai dikenal sejak abad ke 15, ketika bangsa-bangsa Eropa berlomba menguasai Guyana, suatu dataran luas yang terletak di antara Samudera Atlantik, Sungai Amazone, Rio Negro, Cassiquiare dan Orinoco. Dataran tersebut awalnya oleh para ahli kartografi diberi nama Guyana Karibania.

Guyana berarti dataran luas yang dialiri banyak sungai, dan Karibania dari kata Carib -nama penduduk asli yang pertama kali mendiami dataran tersebut. Dalam legenda El Dorado, Guyana digambarkan sebagai wilayah yang kaya kandungan emas, yang mendorong orang-orang Eropa untuk bersaing menguasai kawasan itu.

Editor : Adrie Saputra

Baca Lainnya

Latest