Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Hari Ini 75 Tahun Lalu Bom Atom Meratakan Kota Hiroshima di Jepang

Adrie Saputra - Kamis, 06 Agustus 2020 | 18:00
Asap berbentuk cendawan mengepul ke langit sekitar satu jam setelah bom atom dijatuhkan di Hiroshima, Jepang.
US Army/Hiroshima Peace Memorial Museum via businessinsider.sg

Asap berbentuk cendawan mengepul ke langit sekitar satu jam setelah bom atom dijatuhkan di Hiroshima, Jepang.

Suar.ID - Tujuh puluh lima tahun yang lalu, 6 Agustus 1945, jatuh serangan bom atom di kota Hiroshima, Jepang.

Menyusul 3 hari kemudian sebuah serangan serupa di kota Nagasaki.

Peristiwa tersebut merupakan sebuah serangan nuklir pertama di dunia yang melenyapkan ratusan ribu orang.

MengutipKompas.com,saat itu kota Hiroshima memiliki populasi penduduk sebanyak 350.000 orang dan Nagasaki sebanyak 240.000orang.

Baca Juga: Gara-gara Pakai Pakaian Ini saat Ketemu Sandiaga Uno, Nia Ramadhani Langsung Panen Hujatan Netizen: Gak Sopan Banget!

Akibat serangan bom atom, korban tewas di Hiroshima mencapai 140.000 dan 70.000 di Nagasaki.

Bom atom menargetkan 2 kota yang dikenal sebagai situs militer Jepang, menghancurkan 9 dari 10 bangunan di Hiroshima dan lebih dari sepertiga bangunan di Nagasaki.

Jepang sendiri merupakan satu-satunya negara yang pernah mengalami serangan nuklir.

Sementara pemilihan lokasi dijatuhkannya bom telah dimulai sejak sekitar awal 1945.

Baca Juga: Reaksi Spontan Ariel NOAH saat Nama Luna Maya Disebut di Hadapannya, Terpancing Omongan Billy Syahputra: Yang Video Klip-nya Si Itu Kan

Target-target dari daftar kota di Jepang disusun dan dievaluasi.

Hiroshima yang merupakan kota terbesar ketujuh Jepang ada di urutan teratas daftar itu.

Sementara itu Kyoto tidak jadi target karena faktor sejarah dan budayanya.

Peristiwa pengeboman ini menjadi salah satu sejarah yang tak terlupakan sepanjang masa.

Bahkan hingga kini keputusan yang diambil untuk menjatuhkan bom atom di Jepang masih diselimuti kontroversial.

MelansirThe Sun, pada Juli 1945, Presiden AS Harry Truman memerintahkan agar bom atom, yang dikembangkan oleh ilmuwan Proyek Manhattan, dijatuhkan di enam kota di Jepang setelah pemboman konvensional tanpa akhir terbukti tidak membuahkan hasil.

Amerika sangat membutuhkan cara untuk menghentikan konflik, menghitung invasi ke Jepang akan berlarut-larut selama bertahun-tahun dan memakan jutaan nyawa Sekutu.

Selain diselimuti kontroversial, Laksamana William Leahy, yang memimpin gabungan kepala staf AS-Inggris pun menulis penyesalannya.

Baca Juga: Luar Biasa Kaya, Anang Hermansyah Jadi Orang Sipil Pertama yang Beli 2 Mobil Taktis Militer!

Apa yang tidak pernah diperdebatkan, bagaimanapun adalah kehancuran dan tragedi belaka yang tersisa setelah bom itu.

Begitu banyak nyawa yang hilang, baik sebagai akibat langsung dari pemboman, maupun keracunan radiasi atau penyakit dan kanker yang terkait dengan senjata nuklir.

Para korban selamat dikenal dengan nama Hibakhusa.

MengutipKompas.com, saat ini usia rata-rata hibakusha adalah 83 tahun.

Seiring bertambahnya usia mereka, organisasi yang selama ini mendukung mereka secara berangsur-angsur dibubarkan.

Prefektur Hiroshima sendiri memiliki 62.000 hibakusha sementara prefektur Nagasaki memiliki 36.000.

Keduanya jika digabungkan sebanyak 70 persen dari total yang ada.

Ada pun sebanyak 4.700 hibakusha lainnya tinggal di Tokyo dan 4.500 lainnya di prefektur Osaka.

Baca Juga: Mantap! Pemerintah Siap Berikan Bantuan Langsung Tunai kepada Karyawan yang Gajinya di Bawah Rp 5 Juta

Para hibakusha juga menerima subsidi negara yang mencakup perawatan kesehatan, pengobatan dan pemakaman.

Pada 2019, pemerintah pusat Jepang telah menyisihkan sekitar 125,3 miliar Yen Jepang (setara dengan Rp 17 triliun) sebagai dukungan kepada hibakusha.

Sebagian dari biaya tersebut juga diberikan secara bulanan kepada mereka yang menderita penyakit akibat paparan radiasi bom atom.

MengutipKompas.com,Terumi Tanaka (88), salah satu korban selamat dalam pengeboman Nagasaki, mengatakan bahwa hibakusha menyerukan tidak mau lagi kejadian itu terulang lagi di mana pun.

Sementara itu, penyintas lainnya Jiro Hamasumi (74) mengungkapkan kerinduan terhadap sang ayah.

Ia masih di dalam kandungan ibunya ketika peristiwa itu terjadi.

"Tak ada hari berlalu tanpa saya memikirkan ayah saya," kata Hamasumi, yang kehilangan ayahnya saat serangan itu.

Artikel ini telah tayang di Intisari-Online.com dengan judul: Hari Ini 75 Tahun Lalu Bom Atom Dijatuhkan di Hiroshima Jepang, Serangan Nuklir Pertama di Dunia yang Lenyapkan Ratusan Ribu Nyawa

Editor : Suar

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x