Suar.ID -Sosok Dian Sastrowardoyo sudah tidak asing lagi bagi warga Indonesia.
Dian Sastrowardoyo merupakan aktris kenamaan tanah air yang menjadi idola banyak orang.
Aktingnya dalam film "Ada Apa Dengan Cinta" sukses membuat para penonton "terbius".
Tak cuma cantik dan pandai berakting, perempuan kelahiran Jakarta, 16 Maret 1982 ini juga termasuk artis yang mengutamakan pendidikan.
bahkan, kehidupannya tak jarang mengispirasi anak muda Indonesia.
Pujian selalu datang dalam kehidupan Dian Sastro.
Hingga kini, Dian Sastro masih tetap eksis dengan dunia hiburan.
Menjadi akrtis terkenal tentu kehidupan Dian Sastro tak lepas dari gaya hidupnya yang mewah dari hasil bayarannya yang tinggi.
Belum lagi usai ia dipersunting oleh seorang pengusaha kaya bernama Maulana Indraguna Sutowo.
Tentu saja kehidupan sehari-hari rumah tangga aktris cantik ini semakinmapan.
Namun, Dian Sastro termasuk artis yang tak pernah memamerkan harta kekayaannya.
Dibalik sosok suami Dian Sastro yang dikenal kaya raya, ternyata Maulana Indraguna Sutowo dikenal dengan pria yang sudah memiliki keturunan keluarga berduit.
Melansir dari TribunJambi.com, suami dari Dian Sastro ini ternyata merupakan cucu dari Ibnu Sutowo, mantan Direktur Utama Pertamina.
Ibnu Suwoto pun dikenal memiliki sejarah panjang dan benang merah yang berhubungan langsung dengan Tirto Utomo dan Aqua.
Namun, hal ini tak diketahui banyak orang.
Ibnu Suwoto merupakan tokoh pendiri PN Permina, cikal bakal Pertamina sebelum dilebur dengan Pertamina.
Ibnu Suwoto lahir di Yogyakarta 23 September 1914 dan meninggal di Jakarta pada 12 Januari 2001.
Melansir wikipedia, selepas pendidikan kedokteran di Surabaya, pada 1940 Ibnu Sutowo bekerja sebagai dokter di Palembang dan Martapura.
Setelah masa kemerdekaan, ia bertugas sebagai Kepala Jawatan Kesehatan Tentara se-Sumatra Selatan (1946-1947). Pada 1955, Sutowo ditunjuk sebagai Panglima TT-II Sriwijaya.
Selepas itu, kariernya di perusahaan plat merah dimulai.
Pada 1957, Jenderal AH Nasution yang saat itu KSAD menunjuk Sutowo untuk mengelola PT Tambang Minyak Sumatra Utara (PT Permina).
Kemudian pada tahun 1968, perusahaan ini digabung dengan perusahaan minyak milik negara lainnya menjadi PT Pertamina.
Ibnu pun diangkat menjadi Direktur Utama pada tahun 1968 sampai tahun 1976.
Pada zaman itu, Ibnu dikenal sebagai tokoh yang terpandang.
Dikabarkan lewat Harian Indonesia Raya yang dipimpin Mochtar Lubis pada 30 Januari 1970, memberitakan bahwa simpanan Ibnu Sutowo pada saat itu mencapai Rp 90,48 miliar.
Dia menuliskan juga kerugian negara akibat kongkalikong Ibnu dan pihak Jepang.
Saat itu, pemerintah Indonesia di bawah Presiden Suharto membentuk tim yang bernama Komisi Empat untuk menyelidiki dugaan korupsi di Pertamina.
Tim ini menghasilkan laporan yang menyimpulkan terjadinya beberapa penyimpangan-penyimpangan.
Pada 1975, Pertamina jatuh krisis, kemudian pada 1976 Ibnu mengundurkan diri sebagai Dirut Pertamina.
Saat ditinggalkan Ibnu, Pertamina dalam kondisi utang US$ 10,5 miliar.
Usai lepas jabatan dari Dirut Pertamina, Ibnu pun bergabung dengan PT Mississippi.
Setelah tidak menjadi direktur utama Pertamina, Ibnu Sutowo masuk ke PT Golden Mississippi.
Pada 1973 ia bertemu dengan kawan lamanya di Pertamina, Tirto Utomo.
Tirto Utomo yang dulunya merupakan bawahan Ibnu, sedang membuat produk air mineral kemasan dengan merek Aqua.
Tirto pun mengajak Ibnu kala itu ke Bangkok, Thailand untuk mempelajari cara pembuatan air mineral di pabrik air mineral Polaris di Thailand, karena di Indonesia, sama sekali belum ada.
Awalnya Ibnu merasa aneh dengan bisnis yang dijalankan Tirto.
Suatu kali Ibnu berkata kepada Tirto:
"Aneh Tirto iki. Banyu banjir kok diobokke dalam botol" (Aneh Tirto tu, air banjir kok dimasukkan ke botol).
Namun usaha itu akhir usaha itu pun berkembang dan pada perjalanannya Aqua semakin terkenal.
Ibnu Sutowo pun menjabat menjadi direktur utama dari Aqua hingga tahun 1988 bertepatan dengan diadakannya Piala Thomas dan Piala Uber di Kuala Lumpur.
Ia memutuskan bahwa Aqua harus dikelola oleh orang yang lebih muda.
Kemudian Ibnu mengundurkan diri dari jabatan Direktur Utama PT Golden Mississippi, digantikan Willy Sidharta.
Itulah jejak bisnis Ibnu Sutowo sosok ayah dari suami Dian Sastro, sejak cikal bakal Pertamina, menjadi direktur utama, mengundurkan diri, bergabung dengan temannya Tirto Utomo di PT Golden Mississippi (Aqua).