Suar.ID -Pemerintah pusat akhirnya mengganti istilah new normal dengan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB).
Istilah AKB sendiri sudah dipakai oleh Pemerintah Provinsi Jabar sejak 29 Mei 2020 lalu.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menilai, istilah new normal terlalu elitis.
Karena itu, ia pun meminta tim ahli bahasa untuk mencari istilah baru agar narasi yang disampaikan pemerintah bisa dipahami masyarakat.
"Ada istilah new normal di bulan apa lah sudah mengemuka secara internasional bahwa masyarakat harus beradaptasi terhadap situasi baru."
"Nah di minggu itu semua masih pakai bahasa Inggris."
"Lama-lama karena terlalu elitis berkembanglah terjemahannya normal baru."
"Tapi makin ke sini normal baru masih dianggap kembali ke masa lalu," kata Ridwan saat ditemui Kompas.com di Gedung Pakuan, Jalan Otista, Kota Bandung, Jumat (17/7/2020).
Baca Juga: Begini Cara Menyiasati Makan di Luar Rumah di Masa New Normal di Tengah Pandemi
Selama proses pencarian istilah itu, kata dia, banyak alternatif kata untuk merepresentasikan makna new normal.
Akhirnya, AKB dipilih lantaran penyematan kata normal akan dianggap masih menerapkan kebiasaan masa lalu.
"Jabar akhirnya berdiskusi dengan ahli bahasa."
"Kita mengusulkan macam-macam ada tatanan kehidupan baru, tapi yang dipilih adaptasi kebiasaan baru."
"Poinnya ada proses beradaptasi yang mungkin nyaman atau tidak untuk hal yang akan jadi rutinitas kebiasaan baru."
"Nah kita sepakati AKB muncul di mana-mana," tutur Emil, sapaan akrabnya.
Baca Juga: Mengaku Salah, Pemerintah bakal Mengubah New Normal dengan Istilah Baru
Resmi pakai AKB, ia langsung ditelepon Jokowi
Setelah resmi menggunakan istilah AKB, sambung Emil,
Ia dihubungi Presiden Joko Widodo yang mengapresiasi penjelasannya tentang penggunaan istilah itu.
"Malam hari, saya ditelepon Pak Jokowi karena menyaksikan saya menerangkan AKB sebulan lalu lah, kemudian mengapresiasi penjelasan saya."
"Terus dalam perbincangan, saya sampaikan kalau boleh narasinya diganti, karena kalau pakai kata normal ada imbuhan apapun orang menganggap masa lalu."
"Setelah itu, mulailah minggu depan dipakai oleh gugus tugas Pak Doni, mulai statement di akun Presiden hingga secara resmi mengubah istilah normal baru," paparnya.
Baca Juga: Inilah Syarat dan Dokumen Penumpang Kapal Pelni yang Wajib DImiliki di Masa New Normal
Ingin istilah yang mudah dipahami untuk penanggulangan corona
Emil menilai penggunaan istilah tak serta merta membuat sosialisasi berjalan maksimal.
Namun, istilah yang mudah dipahami bisa membawa narasi baik dalam tiap upaya penanggulangan.
"Edukasi itu berat, karena perjuangan melawan Covid itu kunci paling depan itu bukan dokter tapi masyarakat."
"Karena menyangkut seluruh jiwa yang dipertaruhkan sehingga narasi yang dihasilkan harus baik."
"Per hari ini saja orang yang tak percaya covid masih bayak termasuk influencer yang sumbernya tak jelas, ya datang dari orang yang dalam level denial," jelasnya.
(Kompas.com)