Suar.ID -Seorang wanita bernama Sarah Forsyth membagikan kisah hidupnya yang tragis, ketika ia pernah dijadikan sebagai budak seks.
Pada hari itu ketika Sarah berusia 19 tahun, ia pergi ke Amsterdam dengan niat memenuhi sebuah janji bahwa ia akan dipekerjakan sebagai perawat bayi.
Sayang, panggilan itu berakhir mengerikan.
Sarah diculik dengan todongan senjata dan dijual sebagai budak seks.
Setiap harinya, ia dipaksa tidur dengan 20 pria setiap malamnya untuk mengisi kantong orang yang mempekerjakannya, menyadurdari Mirror..
Selain itu, salah satu hal yang paling mengerikan dari kehidupannya selama menjadi budak seks adalah kenangan tentang wajah seorang gadis Thailand yang gemetaran yangia lihat sendiri dengan kedua matanya.
Sama dengan nasib Sarah, wanita ini juga dijual sebagai budak seks tetapi tidak menghasilkan uang yang cukup untuk mucikatinya.
Sebagai hukuman atas hal itu, wanita malang itu dibawa ke gudang kumuh di pinggiran kota, kemudian ditembak sampai mati.
Pada saat itulah, dengan jelas Sarah mengaku menyaksikan peristiwa mengerikan yang hingga kini ia kenang sebagai hal paling mengerikan dalam hidupnya.
"Wajahnya baru saja meledak, aku berdiri dan aku menyaksikan peluru itu benar-benar merenggut setengah kepalanya dari bahunya," kenang Sarah.
"Dan kemudian, tepat ketika suara itu terdengar di telingaku, ia jatuh ke lantai di sebelah kakiku," Sarah berkata.
"Saya ingin berteriak tetapi meskipun mulut saya terbuka, tenggorokan saya mengerut karena ketakutan, saya tidak bisa mengeluarkan suara," tambahnya.
"Lalu aku melihat lampu merah kecil di kamera dan mendengar suara lembut dari kaset dan aku menyadari pembunuhannya sedang direkam," katanya lagi.
Kini, Sarah yang sudah berusia 42 tahun adalah salah satu dari ribuan wanita Inggris yang pernah merasakan getirnya kehidupan sebagai budak seks.
Tetapi, ia adalah orang pertama yang memberi tahu dunia tentang apa yang terjadi padanya.
Cobaan mengerikan itu tercatat dalam memoarnya, Slave Girl, yang ditebitkan pada bulan Januari 2019.
Pembunuhan gadis Thailand itu hanya segelintir dari semua kenangan mengerikan yang membekas dalam ingatan Sarah pada hari-hari mengerikan yang terjadi pada tahun 1990-an tersebut.
Sarah juga mengingat bagaimana kepala saingan mucikarinya terputus dan tergeletak beberapa meter dari tubuhnya, setelah perselisihan tentang perempuan yang dipaksa melacur.
Pasca pembunuhan atas wanita Thailand tersebut, Polisi Belanda melacak geng-geng yang mempekerjakannya, sebelum akhirnya melarikan diri pada 1997.
Beberapa penculiknya melarikan diri untuk menghindari penangkapan pada waktu itu.
Sarah dibawa ke Belgia dalam persembunyian sebelum kembali ke kota asalnya Gateshead, Tyneside, untuk bertemu ibunya dengan perasaan yang hancur lebur.
Sarah berkata, "Dia berdiri di sana dengan tangan terangkat dan ekspresi cinta di wajahnya."
"Dia merangkul dan memeluk saya dan untuk pertama kalinya saya bisa mengingat akan perasaan benar-benar aman dan bahagia."
"Aku tidak peduli lagi apa yang terjadi, aku hanya ingin ibuku, dan tetap seperti itu selamanya. Kami berdua menangis dan menangis," tambahnya.
Sarah dengan berani memberikan bukti terhadap pelakunya.
Lima orang yang mengaku bersalah atas pelecehannya dan gadis-gadis yang diperdagangkan lainnya kemudian diseret ke pengadilan Belanda.
Ia juga memberikan bukti terhadap penculik aslinya John Reece ketika ia diadili di pengadilan mahkota Leicester.
Pada Reece, ia dinyatakan bersalah atas dua tuduhan menyebabkan pelacuran dan karena hidup dari penghasilan tidak bermoral.
Namun sayang, ia hanya mendapat dua tahun di belakang jeruji besi.
Sarah berjuang untuk mengambil bagian-bagian dari hidupnya yang hancur dan berjuang dari kecanduan narkoba selama satu dekade ketika ia mencoba untuk menghilangkan kenangan yang mengerikan itu.(Afif Khoirul M/Intisari.ID)