Dalam komunitas tersebut, Dwi biasa membagikan nasi boks untuk orang-orang di pinggir jalan raya, entah untuk para tuna wisma, petugas kebersihan, pemulung, dan sebagainya.
Namun, semenjak penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayahnya, Dwi mengaku ruang geraknya sangat terbatas untuk dapat berbagi di luar rumah.
Akhirnya, Dwi pun memiliki ide menggantungkan sayur-sayuran di pagar rumahnya agar dapat membantu orang-orang yang membutuhkan.
"Saya putar otak, gimana caranya walau tetap di rumah tapi tetap bisa berbagi hal bermanfaat untuk yang lain."
"Akhirnya ya udah, saya gantungin makanannya di pagar, agar siapa saja yang lewat ke depan rumah dan membutuhkannya, bisa mengambilnya dengan mudah," terang Dwi saat dihubungi Tribunnews.com, Kamis (30/4/2020) pagi.
Menurut Dwi, setiap harinya ia menyediakan sekitar 6 hingga 14 kantong plastik berisi sayuran.
Jumlah tersebut tergantung pada stok yang ada.
"Isinya macam-macam, ganti-ganti," kata Dwi.
"Kadang sayur aseman, lodehan, sop, dengan bumbu instannya. Ada juga beras, telur, kecap, mie instan, susu, toge, buncis, terong, dan lain-lain," tambahnya.