Sel tersebut memainkan peran sentral dalam sistem kekebalan tubuh dan memiliki kemampuan untuk melawan infeksi.
Seorang ahli virus di Korea University College of Pharmacy, Kim Jeong-ki membandingkan kambuhnya virus corona setelah perawatan dengan pegas yang patah kembali setelah ditekan.
"Ketika Anda menekan pegas, pegasnya akan menjadi kecil, ketika Anda melepaskan tangan, pegas itu kembali ke ukurannya semula," kata dia.
Temuan virus corona yang aktif kembali ini menandakan tantangan baru untuk menahan penyebarannya.
Seorang ahli dalam pengembangan vaksin sekaligus profesor di Chung-Ang University, Seol Dai-wu menyebutkan, sejauh ini Korea Selatan masih belum menemukan kasus pasien yang kambuh kembali dapat menyebarkan virus ke pihak ketiga.
"Otoritas kesehatan Korea Selatan masih belum menemukan kasus di mana pasien yang kambuh kembali menyebarkan virus ke pihak ketiga, tetapi jika infeksi seperti itu terbukti, ini akan menjadi masalah besar," kata Seol Dai-wu.
Batas pengujian
Pasien di Korea Selatan dianggap bersih dari virus ketika mereka menjalani dua kali tes dalam periode 48 jam dan hasilnya menunjukkan negatif.
Sementara, tes RT-PCR di Korea Selatan yang secara umum dianggap akurat, dapat mengeluarkan hasil yang salah atau tidak konsisten dalam sejumlah kecil kasus.