Follow Us

Berhasil Diciduk Polisi, Begini Pengakuan Bos PSK Online di Surabaya, Mulai dari Bisa Sediakan 600 Wanita Hingga Simpan Berbagai Foto Syur Anak Buahnya...

Aditya Eriza Fahmi - Rabu, 15 April 2020 | 09:00
Foto 600 korban yang ditawarkan oleh tiga mucikari yang ditangkap Polrestabes Surabaya
surya.co.id/firman rachmanuddin

Foto 600 korban yang ditawarkan oleh tiga mucikari yang ditangkap Polrestabes Surabaya

Baca Juga: Mengaku tidak Takut Mati setelah Berpulangnya Lina Jubaedah, Teddy Malah Akui Sosok yang Memiliki Pekerjaan Ini dapat Membuatnya Berkeringat Dingin kala Bertemu: Jantung 3 Kali Lipat Berdebarnya

Foto 600 korban yang ditawarkan oleh tiga mucikari yang ditangkap Polrestabes Surabaya
surya.co.id/firman rachmanuddin

Foto 600 korban yang ditawarkan oleh tiga mucikari yang ditangkap Polrestabes Surabaya

Menurut polisi, 600 foto wanita yang menjadi anak buah para mucikari yang berstatus janda tersebut tersimpan di handphone mereka bertiga.

PSK online yang disediakan pelaku ini terhubung via jejaring sosial dan berada di kota-kota besar untuk dijual kepada para pria hidung belang.

"Total ada 600 wanita yang menjadi anak buah para tersangka yang ditawarkan kepada pria hidung belang," kata Kanit Jatanras Satreskrim Polrestabes Surabaya, AKP Iwan Hari Purwanto, Selasa (14/4/2020).

"Dari 600 foto anak buah tersangka atau PSK, menonjolkan pose tertentu. Ya tujuannya agar konsumen tergiur," ujar AKP Iwan dikutip dari Surya.co.id

Baca Juga: Bocah Indigo Roy Kiyoshi Terawang Nasib Buruk Anak Ahmad Dhani, Ingatkan soal Dunia Kelam dan Obat-obatan: Jangan Sampai Dia salah Gaul

Pengakuan Tersangka

Perempuan yang juga punya toko di kawasan Pasar Atom Surabaya ini mengaku awal menggeluti dunia mucikari setelah menyandang status janda tau bercerai dengan suaminya.

"Awalnya saya bingung mau cari uang darimana setelah cerai sama suami

Cuma ada satu toko saja di Pasar Atom. Dari sana saya mulai coba-coba menggeluti dunia mucikari via online.

Cari perempuannya ada yang dari teman terus diteruskan dari mulut ke mulut.

Editor : Aditya Eriza Fahmi

Baca Lainnya

Latest