Suar.ID -Pemerintah sejak pertengahan Maret 2020 telah memberlakukan jarak sosial (social distancing), seiring penyebaran wabah virus corona (Covid-19) di Indonesia.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga mengimbau agar masyarakat untuk melakukan kegiatan di rumah selama masa tanggap Covid-19.
Pandemi Covid-19 memaksa manusia mengurangi kegiatan di luar rumah, sehingga berdampak pada pengurangan laju transportasi dan penurunan polusi.
Pada 28 Maret 2020, Lembaga Penerbangan dan Antaraiksa Nasional (LAPAN) mengelurakan perbedaan kualitas udara setahun lalu dan saat penerapan social distancing.
Dari foto satelit LAPAN menunjukan kualitas udara jauh lebih bersih saat diberlakukan social distancing karena terjadinya penurunan partikel polutan udara di wilayah Indonesia, khususnya di bagian barat.
Namun apa benar kualitas udara membaik karena social distancing ?
Peneliti Pusat Teknologi dan Atmosfer Lapan, Nani Cholianawati menyampaikan hasil dari pemantauan satelit, kualitas udara di Jakarta dan kota lainnya di Pulau Jawa pada waktu sebelum dan saat dilakukan social distancing.
Hasilnya memang menunjukan kualitas udara di beberapa kota jauh lebih bersih.
Namun, di beberapa kota lainnya justru mengalami peningkatan.
“Kualitas udara berkaitan erat dengan sumber emisi (asap kendaraan dan asap pabrik),” ujarnya dalam wawancara di sebuah stasiun radio, Kamis (9/4/2020) di kutip dari Instagram @pstalapan.
Aktivitas manusia serta kegiatan industri dan transportasi menghasilkan polutan berbahaya dan gas-gas buangan yang negatif.
Pencemaran udara berakibat pada kesehatan dan menimbulkan penyakit, seperti sesak napas, batuk, dan penyakit pernapasan lainnya.
Penelitian terbaru menunjukkan terdapat kaitan antara kualitas udara yang buruk terhadap jumlah kematian akibat Covid-19.
“Hal ini berkaitan dengan pengaruh buruk paparan PM 2,5 terhadap kesehatan manusia,” katanya.
Hujan juga merupakan faktor meteorologi yang berperan penting dalam pencucian polutan sehingga meningkatkan kualitas udara.
Peneliti LAPAN tersebut belum bisa memastikan mana yang lebih dominan dalam meningkatkan kualitas udara.
“Jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, peningkatan kualitas udara tersebut belum terlihat pengaruh mana yang lebih dominan."
"Apakah hujan atau penerapan social distancing?” katanya.
(Tribunnews)