"Ini telah berlangsung di bawah tiga generasi keluarga Kim yang memerintah Korea Utara dan itu telah menjadi tradisi yang juga merupakan demonstrasi kekuatan pemimpin atas orang-orang dan kekuatan seksualnya," kata Toshimitsu Shigemura, seorang profesor di Tokyo's Waseda University, kepada The Daily Telegraph.
"Dengan kepergian ayahnya Kim Jong-un dapat memiliki grup hiburan baru yang hanya memiliki kesetiaan kepadanya," kata Profesor Shigemura, seorang otoritas pada urusan Korea Utara.
Diperkirakan bahwaPleasure Squad sebelumnya telah dibayar setelah kematian Kim Jong-il.
Surat kabar Korea Selatan Chosun Ilbo mengklaim bahwa para wanita diberikan sekitar 4 ribu US dollar (sekitar Rp 55 juta) dan berbagai hadiah lainnya.
Dengan ancaman bom nuklirnya, sepertinya Korea Utara memang tidak bisa diganggu gugat oleh siapapun, walau kenyataan banyak yang merana di negaranya sendiri.