Follow Us

Studi Terbaru Menunjukkan bahwa Menikah terlambat Membawa Banyak Dampak Positif, Kok Bisa?

Ervananto Ekadilla - Jumat, 28 Februari 2020 | 18:15
Ilustrasi sepasang kekasih.
Dok. National Geographic

Ilustrasi sepasang kekasih.

"Orang-orang yang melakukan sesuatu pada waktunya, akan mendapatkan penerimaan sosial seperti penerimaan dari keluarga dan teman yang akan membuatnya mudah dan tanpa beban menjalani transisi ini,” katanya.

"Mereka yang melakukan transisi terlalu awal atau terlalu akhir mungkin menerima sanksi sosial yang halus atau terbuka."

"Namun, Kami tidak menemukan bahwa telat menikah adalah hal yang negatif dalam hal kesejahteraan subjektif masa depan."

"Bahkan, sebenarnya, menikah terlambat lebih baik dibanding menikah lebih awal," ucap Johnson.

"Meskipun mereka yang menikah pada umumnya lebih bahagia daripada mereka yang tidak, mengikat hubungan terlalu dini dapat mempersulit kehidupan nantinya, karena "mempercepat atau mencegah terjadinya transisi kehidupan," kata Johnson.

"Orang yang menikah lebih awal cenderung tidak mendapatkan pendidikan lebih tinggi, memiliki anak lebih awal, dan akibatnya terjebak dalam karir yang tidak mereka inginkan."

Ilustrasi menikah telat.
Kompasiana

Ilustrasi menikah telat.

"Ketika telah menginjak usia pertengahan, mereka menjadi sedikit lebih tertekan atau memiliki rasa rendah diri bukan karena mereka melanggar norma sosial, tetapi karena mereka memulai jalan menuju kehidupan keluarga lebih awal," jelas Johnson.

"Sementara mereka yang menunda pernikahan tidak tampak menderita atau kurang normal dari rekan-rekan mereka yang lain, dan juga dapat memperoleh lebih banyak pendidikan dan pekerjaan dengan bayaran lebih tinggi."

"Kedua indikator ini untuk kesejahteraan subjektif jangka panjang yang lebih besar, kata Johnson.

Ia meneruskan "Analisis kami menunjukkan bahwa mereka yang mendapatkan gelar sarjana atau gelar yang lebih tinggi memiliki kemungkinan untuk telat menikah."

"Mereka yang meluangkan waktu untuk menikmati hidup sendiri dianggap lebih dewasa, dan mampu memahami dirinya sendiri."

Source : National Geographic

Editor : Ervananto Ekadilla

Baca Lainnya

Latest