Follow Us

Studi Terbaru Menunjukkan bahwa Menikah terlambat Membawa Banyak Dampak Positif, Kok Bisa?

Ervananto Ekadilla - Jumat, 28 Februari 2020 | 18:15
Ilustrasi sepasang kekasih.
Dok. National Geographic

Ilustrasi sepasang kekasih.

Suar.ID - Menurut penelitian terbaru University of Alberta, Menunda pernikahan dapat membuat Anda lebih bahagia dalam jangka panjang!

Lho, kok bisa?

Dalam sebuah survei yang dilakukan terhadap 405 orang Kanada pada akhir sekolah menengah dan di awal usia paruh baya, mereka yang menikah pada usia yang sama atau lebih lambat dari teman sebayanya memiliki tingkat kebahagiaan dan harga diri yang lebih tinggi serta lebih jarang depresi daripada yang menikah lebih awal, menurut peneliti ekologi keluarga, Matt Johnson.

Temuan ini diambil dari Edmonton Transitions Study, sebuah studi jangka panjang untuk orang dewasa yang berasal dari Kanada yang telah disurvei tujuh kali antara usia 18 dan 43 tahun, dimulai pada 1984.

Baca Juga: Digadang-gadang Akan Segera Menikah Tahun Ini, Begini Reaksi Ayu Ting Ting Saat Disinggung Akan Undang Mantan Atau Tidak

"Rata-rata mereka cenderung menikah pada akhir 1980-an atau awal 1990-an," kata Johnson.

Di samping itu, usia rata-rata pernikahan untuk kelompok pria adalah 28 tahun, sedangkan untuk wanita yaitu 25 tahun.

Johnson mengatakan bahwa studinya bertujuan untuk menentukan usia optimal pernikahan terhadap teman sebaya dari generasi yang sama, bukannya menentukan sebuah usia mutlak yang berlaku untuk generasi manapun.

"Usia tertentu bermasalah karena anak muda zaman sekarang menikah di usia yang berbeda dengan zaman dahulu, dan usia rata-rata untuk pernikahan menjadi semakin ‘tua’," katanya.

Baca Juga: Meski Sudah Menikah Lagi, Maia Estianty Merasakan Kebahagiaan ketika Bertemu dengan Ahmad Dhani, Ternyata Ini Alasannya...

Pada abad ke-21, para generasi muda akan pulang ke rumah dan menghabiskan lebih banyak waktu untuk menyelesaikan pendidikan dan mendapatkan pekerjaan fulltime.

Diterbitkan tahun lalu di Journal of Family Psychology, studi yang berjudul "Better Late Than Early: Marital Timing and Subjective Well-Being in Midlife" memiliki asumsi bahwa waktu yang ideal untuk berpasangan atau menikah kira-kira sama dengan teman sebayanya.

Source : National Geographic

Editor : Ervananto Ekadilla

Baca Lainnya

Latest