Terlebih lagi, pengamanan yang dilakukan para pembina atau para pemandu juga terbilang tidak cukup baik.
Susur sungai diikuti 250 siswa, sedangkan dan pembina atau pemandu yang diturunkan hanya enam orang.
"Susur sungai merupakan yang cukup berat. Seharusnya anak seusia SMP untuk latihan alam bukan berupa susur sungai, cukup kegiatan yang risikonya hanya kelelahan saja," katanya.
Ia mengatakan, dalam insiden tersebut seluruh korban sebanyak 10 anak merupakan wanita.
"Mereka ini akan usianya baru sekitar 12 tahun hingga 14 tahun. Secara fisik mereka kan belum begitu kuat untuk melakukan kegiatan susur sungai yang membutuhkan fisik yang kuat," katanya.
Seharusnya sebelum melakukan kegiatan susur sungai ada manajemen risiko.
Namun, tersangka tidak melakukan hal tersebut.
"Dalam hal ini seharusnya disiapkan alat pengamanan yang cukup, pemandu yang profesional, pelampung, dan piranti keamanan lainnya. Dalam insiden ini dia tidak mempertimbangkan bahaya yang timbul," katanya.