Suar.ID -Bullying atau perundungan diduga kembeali menjadi penyebab seorang siswa memilih mengakhiri hidupnya.
Kali ini seorang siswa berusia 16 tahun asal Bukit Mertajam, Malaysia ditemukan gantung diri.
Alasannya megakhiri hidup diduga kuat tak karena tak tahan dengan perundungan yang menimpanya.
Lebih mirisnya lagi, pelaku perundungan diduga bukan dari teman korban melainkan guru.
Pihak keluarga dari S.K. Logamitraa (16) meminta jawaban dari pihak sekolah, Form Four atas kematian sang anak.
David Marshel, sebagai perwakilan keluarga korban, mengatakan bahwa siswa tersebut selama ini menderita depersi.
Yang mana diduga karena menjadi 'sasaran' bulan-bulanan beberapa guru di sekolahnya.
David mengatkan Logamitraa yang duduk di kelas kedua terakhir memita untuk dipindahkan ke kelas lain.
Tetapi permintaannya tak pernah disetujui.
Logamitraa sering dipermalukan oleh beberapa guru karen hal sepele.
"Guru-guru tertentu sering membuat anak itu merasa malu dengan menegurnya atas pakaiannya, rambutnya dan sebagainya," ungkap David dikutip dari the Strait Times(8/2/2020).
Bahkan siswa tersebut pernah sampai disuruh melakukan hal memalukan.
“Bulan lalu, Logamitraa dibuat untuk melepas celananya setelah guru mengklaim itu ketat dan membuatnya memakai celana pendek untuk sepanjang sisa hari itu," lanjutnya.
Tak hanya sampai disitu saja ternyata.
"Gantungan kunci favoritnya, yang telah lama bersamanya, diambil darinya karena para guru mengklaim itu adalah benda tajam," kata David menceritakan.
David mengungkap perlakuan buruk yang diterimanya bermula sejak Logamitraa meminta pindah kelas.
Sejak saat itu, perlakuan tak menyenangkan terus menimpanya higga remaja itu tak tahan lagi.
"Kami meminta jawaban dari sekolah. Dia tidak pernah memiliki masalah sebelumnya dan sekarang dia pergi," katanya saat ditemuai diupacara pemakaman Logamitraa.
Logamitraa ditemukan tewas gantung diri dengan menggunakan selimut yang diikat ke kipas di langit-langit kamarnya, Selasa (4/2) sore.
Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuhnya.
Dia dilarikan ke Rumah Sakit Bukit Mertajam tetapi dinyatakan meninggal pada saat kedatangan.
David mengatakan hasilnya bisa berbeda seandainya para guru lebih peduli dan memahami ketika berhadapan dengan siswa mereka.
Dia mengatakan ibu anak laki-laki itu telah menasehati putranya untuk belajar lebih keras sehingga dia bisa segera pindah ke kelas yang lebih baik tanpa harus mengajukan.
"Hari ia bunuh seharusnya menjadi hari pertama ia menghadiri les tambahan untuk meningkatkan nilainya, tetapi itu tidak pernah terjadi," tambahnya.
Dugaan sang siswa bunuh diri karen masalah perundungan menguat lantaran, David mengungkap Logamitraa tidak memilki masalah di rumah.
Sementara itu, beberapa teman sekolah Logamitraa mengaku tidak bahagia setelah dipindahkan ke kelas kedua terakhir di sekolah.
"Beberapa guru menegur dan mempermalukannya karena hal sepele.
"Dia mengatakan kepada kami bahwa dia ingin mengubah kelas tetapi tidak berhasil.
Dia mungkin tidak memiliki nilai bagus tetapi dia tidak gagal di mata pelajarannya.
Kami sangat hancur karena dia mengakhiri nyawanya sendiri," kata salah satu teman sekolahnya.
Ketika dihubungi, direktur Departemen Pendidikan Negara Malaysia, Abdul Rashid Abdul Samad mengatakan mereka akan menyerahkannya kepada polisi untuk diselidiki.