"Saya minta Angkie menjadi jubir presiden bidang sosial. Saya tambahi tugas itu," sambungnya.
Banyak publik yang penasaran dengan sosok Angkie Yudistia tersebut.
Wanita berusia 32 tahun tersebut dikenal sebagai penyandang disabilitas berpengaruh di Indonesia.
Melansir dari Kompas.com, Angkie menceritakan bahwa dirinya mulai kehilangan pendengaran sejak usia 10 tahun.
Hal itu dikarenakan konsumsi obat antibiotik saat mengidap penyakit malaria.
"Awalnya aku enggak tahu (ada gangguan pendengaran), sampai lingkungan sekitar bilang sudah manggil-manggil, tetapi aku enggak dengar, enggan nengok," cerita Angkie.
Mengidap keterbatasan pendengaran saat remaja bukanlah hal yang mudah untuk Angkie.
Ia kerap merasa tertekan dan kurang percaya diri.
Setidaknya, butuh waktu 10 tahun bagi penulis buku Perempuan Tunarungu, Menembus Batas itu untuk bangkit.
Wanita alumni SMAN 2 Bogor ini, melanjutkan kuliahnya di jurusan ilmu komunikasi London School of Public Relations, Jakarta.
Kehidupan di kampus itulah yang kemudian sedikit demi sedikit mengubah pola pikirannya.