Saat itu Sinta masih kelas 7 SMP, mulanya kursi yang akan didudukinya ini ditarik oleh salah seorang temannya.
Ia pun akhirnya terjatuh, namun kelumpuhan yang terjadi padanya ini tak langsung terjadi.
Ia mulai merasakan efek rasa sakit yang ditimbulkan setelah jatuh.
Sinta pun sudah menjalani sejumlah pengobatan untuk menghilangkan rasa sakitnya ini.
Namun ketika memasuki kelas 10 SMA, Sinta pun mulai tidak bisa berjalan dan rasa sakitnya menjadi semakin parah.
“Jatuh tahun 2013, operasi tahun 2016,” ujar Sinta pada Jumat (27/12).
Setelah peristiwa ia jatuh dari kursi itu, Sinta mulai berobat ke rumah sakit dan pengobatan alternatif.
Sayangnya sakit yang dirasakannya makin lama makin parah.
“Setelah dirontgen dan MRI dan baru tahu penyakitnya,” kata dia.
Usai mengetahui kondisi tulangnya, dokter pun segera menyarankan agar dilakukan operasi.