Apalagi, sebentar lagi dia akan ujian jadi saya berusaha agar dia bisa lulus sekolah," kata Ramelan.
Kondisi ekonomi susah
Kondisi ekonomi yang susah tersebut, lanjutnya, sempat membuat Melati enggan melanjutkan sekolah dengan alasan ingin bekerja agar bisa membantu orangtua.
Tapi Ramelan menekankan pentingnya pendidikan bagi Melati meski harus menjual berbagai perabot di rumah.
Ramelan menuturkan, Dimas biasa tidur saat adzan Subuh dan bangun sekira pukul 11.00 hingga 13.00.
Saat malam, dia biasa mencuri-curi waktu untuk ngojek.
"Ngojek itu dapatnya hanya sekitar Rp 5 ribu hingga Rp 15 ribu, karena saya tidak bisa full kerja. Tapi yang penting bisa buat saku Melati sekolah," terangnya.
Sementara untuk makan sehari-hari, dia tidak terlalu memikirkan.
"Kalau makan saya dan kakaknya, gimana caranya pasti ada. Tapi kalau Dimas harus bubur sachet, dia sekali makan dua bungkus. Sementara minumnya maunya yang susu kental, karena kalau bubuk tidak mau," kata Ramelan.
Karena tak bisa meninggalkan Dimas sendirian, Ramelan berharap bisa membuka usaha di depan rumah.
Harapannya, dia bisa berjualan makanan kecil dan es untuk melayani warga sekitar.