Suar.ID -Korea Utara diduga sengaja mengganggu perayaan Thanksgiving yang dirayakan sebagian besar rakyat Amerika Serikat.
Melansir dari AFP, isu tersebut muncul seiring dengan keluarnya pengumuman dari Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengenai peluncuran rudal balistik tersebut.
Diketahui uji coba rudal balistik terbaru dari militer Korea Utara tersebut diadakan tepat pada pukul 03.00 dini hari waktu Washington.
Uji coba terbaru pada Kamis (28/11/2019) merupakan serangkaian tes yang dilakukan oleh Korea Utara.
Mengutip dari sumber kementerian pertahanan Jepang, Jiji Press,yang ditembakkan oleh Korea Utara diduga merupakan rudal balistik.
Sebelumnya, saat Korea Utara melakukan uji coba rudal balistik, Donald Trump sempat berusaha untuk mendinginkan suasana.
Trump kembalimenginginkan perjanjian antara AS dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un.
Namun, uji coba kali ini terjadi di tengah kebuntuan negosiasi denuklirisasi yang terjadi antara AS dan Korea Utara.
Baca Juga: Saking Khawatirnya dengan Pembelot, Kini Kim Jong-Un Mengidap Fobia Makanan!
Perundingan itu buntu semenjak Trump dan Kim menggelar pertemuan kedua di Hanoi, Vietnam, pada akhir Februari lalu.
Mulai dari situ, Pyongyang mulai berulah dengan melaksanakan serangkaian uji coba senjata.
Termasuk dugaan mereka meluncurkan rudal balistik sebagai respon buntunya perjanjian dengan AS.
Sedangkan resolusi Dewan Keamanan PBB dengan tegas melarang negara komunis tersebut untuk menembakkan rudal jarak jauh tersebut.
Melansir darimedia pemerintah Korut, media tersebut berulang kali menerbitkan editorial berisi tenggat waktu hingga akhir tahun agar AS datang dengan pendekatan baru.
Trump sempat menyiratkan adanya pertemuan keempat dengan Kim pada November ini, namun Pyongyang dengan tegas menolaknya.
Korea Utara menyatakan, mereka tidak tertarik untuk menggelar pertemuan apa pun yang "tidak memberikan kontribusi bagi mereka".
Sementara itu, Korea Utara merilis gambar Pemimpin Kim Jong Un yang tersenyum ketika mengawasi uji coba senjata terbaru.
Padahal dengan tegas Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menyebut, senjata itu merupakan rudal balistik, di mana Korea Utara melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB.
Diberitakan oleh AFP, Jumat (29/11/2019), Pyongyang menyebut senjata itu sebagai "sistem roket berpeluncur ganda super besar".
Kantor berita KCNA juga merilis ketika Kim Jong Un tersenyum mengawasi uji coba sembari mengenakan jubah kulit hitam, dan mendapat tepuk tangan dari pasukan.
Selain itu, gambar lain yang dirilis memperlihatkan salah satu roket menembus langit malam saat diluncurkan dari truk peluncur empat tabung.
Tampakdari foto tersebut, Kim Jong Un terlihat sangat puas dengan uji coba senjata baru milikKorea Utara itu.
Agenda di lokasi yang tak diketahui itu merupakan tindak lanjut dari tes sebelumnya September lalu, di mana sejumlah aspek masih harus diteliti.
Sistem roket super besar itu sudah diujicobakan sebanyak empat kali oleh negara komunistersebut sejak Agustus lalu.
Pertemuan Kim Jong Un dan Donald Trump di Vietnam
Sebelumnya pada 25 Februari 2019, Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, telah tiba di Vietnam untuk pertemuan puncak dengan Donald Trump.
Kedua pemimpin akan berusaha mencapai kesepakatan tentang janji Korea Utara untuk menghentikan program senjata nuklirnya
Trump dijadwalkan tiba di ibukota Vietnam, Hanoi, pada hari Selasa (26/2/2019).
Baca Juga: Demi Perawan Pilihan, Kim Jong-un Rela Habiskan Dana Rp 51 Miliar untuk Membeli Pakaian Dalam Wanita
Mereka akan bertemu pada hari berikutnya untuk percakapan singkat secara empat mata, diikuti dengan makan malam, di mana mereka masing-masing akan ditemani oleh dua tamu dan juru bahasa.
Juru bicara Gedung Putih, Sarah Sanders, mengatakan bahwa pertemuan antara kedua pemimpin pada hari Kamis akan memiliki banyak agenda.
Pembicaraan mereka dilakukan delapan bulan setelah pertemuan puncak bersejarah di Singapura, yang pertama antara presiden AS yang duduk dan seorang pemimpin Korea Utara.
Meskipuntidak ada harapan nyata bahwa pertemuan kedua akan membawa kesepakatan akhir tentang penghapusan senjata nuklir Korea Utara yang mengancam AS, ada beberapa harapan yang dapat mengarah pada deklarasi bahwa Perang Korea 1950-53 akhirnya secara resmi berakhir.
Tetapi Amerika Serikat mengharapkan gerakan signifikan Kim terhadap denuklirisasi sebagai imbalannya.
Di Singapura, Kim berjanji untuk bekerja menuju denuklirisasi total di semenanjung Korea.
Senator dan pejabat keamanan dari kubu Demokrat di AS telah memperingatkan Trump agar tidak membuat kesepakatanmerugikan serta mengekang ambisi nuklir Korea Utara.
Kim, yang melakukan perjalanan dari ibukota Korea Utara dengan kereta api, tiba di stasiun di kota Dong Dang di Vietnam setelah menyeberang perbatasan dari Cina.
Pejabat Vietnam siap menyambutnya di stasiun dengan karpet merah, termasuk penjaga kehormatan dan bendera Korea Utara-Vietnam yang berkibar.
Kim terlihat meninggalkan kereta di Dong Dang dan masuk ke kendaraan Mercedes Benz untuk menempuh perjalanan 105 mil ke ibukota, Hanoi, dengan mobil.
Dia melambai dari mobil sebelum berangkat ke orang-orang muda yang berjejer di jalanan sambil mengibarkan bendera Vietnam dan Korea Utara.
Sekitar selusin penjaga berlari di samping mobilnya ketika ia berangkat.
Baik Kim dan Trump juga akan mengadakan pembicaraan terpisah dengan para pemimpin Vietnam.
Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo juga tiba di Hanoi, Selasa (26/2/2019).
Pompeo telah menjadi utusan utama Trump dalam upayanya untuk meningkatkan hubungan dengan Korea Utara yang tertutup dan telah melakukan beberapa perjalanan ke Pyongyang untuk menegosiasikan langkah-langkah menuju mengakhiri program nuklirnya.
Trump mengatakan kepada wartawan bahwa dia dan Kim akanmenjalankan "KTT yang sangat luar biasa".