Suar.ID - Terpilihnya Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sebagai Komisaris Utama (Komut) PT Pertamina (Persero) memunculkan pro kontra.
Sejumlah politisi menduga terpilihnya Ahok diduga adanya hubungan khusus dengan istana, terlebih jejak rekam mantan Wakil Gubernur Jakarta ini mempunyai kedekatan khusus dengan Presiden Joko Widodo.
Dipertanyakan Fadli Zon
Salah satu yang menduga hal itu adalah Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon.
Fadli menilai, penunjukan Ahok yang pernah menjadi terpidana kasus penistaan agama bukan karena prestasi atau kemampuannya, melainkan karena faktor pertemanan dengan Jokowi.
"Jadi saya kira mungkin itu refleksi kedalaman hubungan Pak Jokowi dengan Ahok sebagai teman sejati atau teman politik," kata Fadli.
Dijadikannya Ahok sebagai Komut Pertamina juga dapat memunculkan penolakan dari orang-orang yang tidak menyukai Ahok.
"Itu menimbulkan tokoh-tokoh, orang-orang dan masyarakat yang selama ini kontra terhadap Ahok menjadi tidak suka," ujar Fadli.
Menurut dia, masih banyak orang lain yang lebih kompeten mengisi posisi Ahok tersebut.
"Kalau saya menilai, kayak enggak ada orang lain aja gitu, apa sih hebatnya? Menurut saya sih biasa-biasa saja," papar Fadli.
"Kan seharusnya mencari orang profesional, memangnya dia ahli minyak? Dia kan bukan ahli minyak. Hebatnya apa dia di Pertamina," lanjutnya.
Dipertanyakan Rizal Ramli
Mantan Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli juga mengeluarkan pernyataannya atas terpilihnya Ahok sebagai Komut PT Pertamina.
Menurut dia, masuknya Ahok sebagai pejabat perusahaan BUMN hanya akan menambah masalah baru.
"Saya bingung Pak Jokowi cari masalah baru," kata Rizal.
Rizal menilai, pengangkatan Ahok ini hanya akan menambah kontroversi yang tidak perlu.
Ketidaksetujuan Rizal dikarenakan track record Ahok yang tidak mulus dalam kariernya.
Ia memberi saran, penunjukan bos BUMN dapat dari sektor swasta yang lebih kompeten dari Ahok.
Himbauan Keras Andre Rosiade
Menanggapi dijadikannya Ahok sebagai Komut PT Pertamina ini, anggota DPR RI bidang industri, investasi dan persaingan usaha Andre Rosiade mengingatkan Ahok untuk tidak petantang-petenteng.
Selain itu, Andre juga mengingatkan Ahok merubah gaya komunikasinya, untuk tidak berkata kasar dan kotor seperti saat memimpin Jakarta.
"Kita sudah ingatkan Menteri BUMN Erick Thohir, sebelum dilantik Pak Ahok dipanggil dulu."
"Diingatkan agar tidak petantang-petenteng dan mengubah gaya komunikasinya," kata Andre, Sabtu (23/11/2019).
Kendati begitu, Andre mengakui kewenangan menunjuk komisaris dan direksi BUMN memang berada di tangan Menteri BUMN.
Andre menegaskan, jika Ahok tak bisa menjalankan tugasnya dengan baik, pihaknya di Komisi VI DPR RI akan meminta ke Menteri BUMN Erick Thohir untuk dipecat.
"Kalau tidak mampu menjalankan tugas dengan baik, kita rekomendasikan yang bersangkutan dipecat," tutur dia.
Ia menambahkan, banyak tugas yang harus dibenahi dan diawasi Ahok sebagai Komut PT Pertamina.
Ahok dituntut mengawasi kinerja Pertamina agar mampu memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat, salah satunya distribusi BBM yang di beberapa daerah terjadi kelangkaan dan menjadikan Pertamina tidak kalah dengan Shell dan Total.
Andre menyampaikan, pihaknya meragukan integritas Ahok, namun pihaknya menghormati keputusan tersebut.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ketika Para Tokoh Pertanyakan Pemilihan Ahok Jadi Komut Pertamina"