Dengan menggunakan perahu ketinting, Diana bersama dua teman guru GPDT, Antonius Tampani dan Inda Rovitha Meyok menuju ke Kampung Kaibusene, Distrik Assue dengan menempuh perjalanan selama sembilan jam.
Perjalanan yang cukup berat karena ia dan rombongan harus melewati rumpun tebu rawa yang menghalangi perahu yang mereka gunakan.
16 November 2018, Diana tiba dan Kampung Kaibusene.
Di surat terbukanya, Diana bercerita bahwa sekolah tempatnya mengajar hanya memiliki tiga ruangan.
Para siswa harus berbagi ruang untuk belajar.
Hanya dua orang guru yang mengajar 50 siswa. Satu guru PNS dan satu guru honorer.
Kepada Diana, para siswa bercerita bahwa sekolah akan libur jika kepala sekolah harus ke kabupaten untuk urusan kedinasan.
Jika libur sudah mencapai seminggu, maka para siswa akan berangkat ke hutan mengikuti orangtua mereka mencari gaharu.
Bahkan sekolah pernah libur berbulan-bulan hingga setahun karena guru beralasan ada kegiatan kedinasan di kota.