Tak hanya itu, gejala fisiologis yang muncul saat marah juga akan tetap muncul, meski tidak diekspresikan secara terbuka.
Gangguan psikosomatik dapat memengaruhi hampir seluruh bagian tubuh.
Sebuah riset yang dilakukan oleh psikiater Franz Alexander dan rekan-rekannya di Chicago Institute of Psychoanalysis pada tahun 1950-an dan 1960-an menunjukkan bahwa ciri-ciri kepribadian spesifik dan konflik spesifik dapat menyebabkan penyakit psikosomatik tertentu.
Meski demikian, banyak yang meyakini bahwa gangguan tersebut disebabkan oleh kerentanan individu.
Gangguan psikosomatis juga disebut dengan gangguan psikofisiologis.
Dikutip dari News Medical, gangguan psikosomatis memiliki tiga kategori umum.
Pertama, seseorang dengan penyakit mental dan fisik dengan gejala yang rumit.
Kategori kedua, melibatkan seseorang yang mengalami masalah mental karena kondisi medis dan perawatannya.
Sebagai contoh, seorang pasien merasa tertekan karena mereka menderita kanker dan sedang menjalani perawatan.
Kategori ketiga disebut gangguan somatoform.