Follow Us

Sempat Viral Anggran Disdik DKI hingga Rp 82 Miliar untuk Lem Aibon, Kini Anies Baswedan Soroti Anggaran Bolpoin yang Capai Rp 635 Miliar: Saya Tanya yang Bikin ini Siapa?

Aditya Eriza Fahmi - Jumat, 01 November 2019 | 10:30
Sempat Viral Anggran Disdik DKI hingga Rp 82 Miliar untuk Lem Aibon, Kini Anies Baswedan Soroti Anggaran Bolpoin yang Capai Rp 635 Miliar: 'Saya Tanya yang Bikin ini Siapa?'
F.Yosi/OTOMOTIF

Sempat Viral Anggran Disdik DKI hingga Rp 82 Miliar untuk Lem Aibon, Kini Anies Baswedan Soroti Anggaran Bolpoin yang Capai Rp 635 Miliar: 'Saya Tanya yang Bikin ini Siapa?'

Suar.ID - Sebelumnya diberitakan heboh mengenai dana anggaran Disdik DKI untuk lem aibon yang hingga puluhan miliar rupiah.

Dilansir Tribun Bogor, kini Anies Baswedan juga menanggapi anggaran Disdik DKI untuk pemberlian bolpoin.

Gubenur Dki Jakarta ini nampak kesal ketika melihat daftar anggaran yang harganya dinilai tidak masuk akal.

Kini Anies Baswedan pun sudah menggelar rapat terkait penyusunan Kebijakan Umum Anggaran -Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) yang kemudian akan ditetapkan sebagai APBD 2020.

Baca Juga: Kocak! Akibat Anggarannya di DKI Jakarta Mencapai Rp 82 Miliar, Pencarian Lem Aibon Meledak di Google, Begini Datanya

Rapat tersebut diadakan pada Rabu (23/10) lalu.

Acara rapat Anies baswedan dan jajarannya ini direkam dan kemudian diunggah di akun Youtube Pemprov DKI Jakarta pada Selasa (29/10).

Sebelum video tersebut diunggah, persoalan dana anggaran Disdik DKI yang hingga miliaran ini awalnya dihembuskan melalui media sosial.

Salah satunya oleh anggota DPRD DKI dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang bernama William Aditya Sarana.

Baca Juga: PKL Dibolehkan Berjualan di Trotoar, Anies Baswedan: Kita Ingin Jakarta Dibangun dengan Prinsip Keadilan

Temuan ganjil ini diunggah melalui akun instagramnya @willsarana.

Awalnya fraksi PSI ini menyoroti anggaran Suku Dinas Pendidikan Jakarta Barat sebesar Rp 82 miliar hanya untuk pembelian lem Aibon dalam penyediaan alat tulis kantor.

Tak hanya itu PSI juga menemukan anggaran pembelian bolpoin sebesar Rp 124 miliar di suku Dinas Pendidikan Wilayah I Jakarta Timur.

Pemprov menganggarkan Rp 82 miliar untuk pembelian lem Aibon dalam program belanja alat tulis kantor untuk SD Negeri di Jakarta Barat tahun 2020. Hal itu disampaikan anggota DPRD DKI, William Aditya Sarana dalam akun Instagramnya @willsarana.
Akun Instagram @willsarana

Pemprov menganggarkan Rp 82 miliar untuk pembelian lem Aibon dalam program belanja alat tulis kantor untuk SD Negeri di Jakarta Barat tahun 2020. Hal itu disampaikan anggota DPRD DKI, William Aditya Sarana dalam akun Instagramnya @willsarana.

Selain itu ada juga anggaran sebesar Rp 121 miliar untuk pengadaan 7.313 unit komputer di Dinas Pendidikan.

Lalu ada juga beberapa unit server dan storage yang dianggarkan senilai Rp 66 miliar oleh Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik.

Baca Juga: BERITA TERPOPULER: Ivan Seventeen Digosipkan akan Menikahi Wanita yang Pernah Digerebek Bersamanya hingga Prabowo Tak akan Ambil Gaji Menteri yang Besarnya 18,6 Juta

Wiliam pun juga mempertanyakan tidak transparannya Pemprov DKI Jakarta terhadap publik dengan adanya dana-dana kegiatan yang fantastis.

Ini dikarenakan website apbd.jakarta.go.id kini tidak bisa diakses oleh publik untuk mencari anggaran tahun 2020.

Bahkan ia sempat menyinggung DPRD ini jangan cuma jadi tukang stempel Gubenur.

“Apa yang perlu disembunyikan? Saya mau tahu yang mengusulkan siapa dan alasannya apa nilai-nilai yang diajukan fantastis sekali. Jangan sampai DPRD hanya jadi tukang stempel Gubernur,” ujar William.

Di lain pihak, ada pula yang menyebutkan bahwa temuan tersebut ini adalah disinformasi belaka.

Baca Juga: Viral Kisah Pilu Pengantin Baru, Dipisahkan Maut Hanya Seminggu Setelah Resepsi, Tangis Sang Suami Pecah di Pemakaman Istrinya

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Tohir, bertemu Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (29/10/2019).
KOMPAS.com/CYNTHIA LOVA

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Tohir, bertemu Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (29/10/2019).

Hal ini dikarenakan Anies Baswedan sendiri murka melihat anggaran yang tidak wajar.

Ini bisa dilihat ketika Anies Baswedan memberikan arahan dalam rangka Pembahasan Rancangan KUA-PPAS dan RAPBD 2020 pada Rabu (23/10).

Anies Baswedan dengan jeli menyoroti satu per satu anggaran yang dituliskan khususnya terkait Alat Tulis Kantor (ATK).

Bahkan menurutnya anggaran ATK dari tahun 2019 ke 2020 ini mengalami peningkatan yang cukup drastis.

"Bagaimana kita menjelaskannya? Belanja Alat Tulis Kantor dari 349 Miliar jadi Rp 1,6 Triliun, ini namanya mempermalukan diri sendiri," tambahnya.

Baca Juga: Seorang Balita Jatuh ke Sumur Sedalam 30 Meter, Petugas Penyelamat pun Berusaha Menyelamatkannya, Akankah Nyawa Balita Tersebut Terselamatkan?

Anies Baswedan ketika rapat soal anggaran ATK Disdik DKI tahun 2020
Youtube Pemprov DKI Jakarta

Anies Baswedan ketika rapat soal anggaran ATK Disdik DKI tahun 2020

Sebelumnya disebutkan bahwa anggaran bolpoin hanya Rp 124 miliar, namun rupanya yang terbaru lebih fantastis.

Hal ini bisa dilihat dari layar saat Anies Baswedan rapat.

Anggaran bolpoin naik hingga beberpa kali lipat yaitu Rp 635 miliar.

Anies Baswedan pun sempat terlihat marah.

"Ballpoint Rp 635 miliar. Mau contoh? Saya punya tiga laser pointer. Di tempat yang sama. Tiga. Masih mau tambah lagi?" ujar Anies Baswedan sembari memamerkan laser pointernya.

Baca Juga: Masih Ingat Jendral Kontroversial Berwajah Sangar ini? Kini Beginilah Nasibnya: Kerja Di Kebun, Nyadap Karet dan Metik Kopi

Anies Baswedan pun sempat menjelaskan bahwa bolpoin dan laser pointer tersebut dibuat di pabrik-pabrik.

Ia juga menyinggung uang yang dianggarkan untuk pembelian barang-barang ini akan terus masuk pabrik.

"Di tempat ini saya punya tiga pulpen, masih mau belanja lagi? di mana-mana ini ada pulpen. Saya tanya, yang bikin ini (pulpen) siapa? pabrik. Bapak ibu kirimkan uang ke mana?," ujar Anies Baswedam

Tak hanya masalah bolpoin, Anies Baswedan juga menyinggung soal anggaran kertas yang mencapai Rp 213 miliar, tinta printer Rp 400 miliar, stabilo Rp 3 miliar, penghapus Rp 31 miliar, dan kalkulator Rp 31 miliar.

Menurut pengalamannya, seharusnya anggaran alat kantor tak sebesar ini.

Baca Juga: Viral Video Water Barrier Bergerak Sendiri hingga Hebohkan Media Sosial, Pihak Jasamarga Ungkap Alasannya

Anies Baswedan juga sempat menceritakan bahwa dirinya pernah bekerja dengan membawa alat kantor sendiri.

Ia menyebutkan bahwa hal-hal kecil ini malah kerap sekali lolos.

"Karena kecil-kecil ini. Sembunyi sana-sini, lolos. Siapa yang lolosin? Gubernur DKI Jakarta, terus turun ke bawahnya," ujarnya.

Karena itu Anies Baswedan pun kembali menegaskan untuk menghapus anggaran fantastis tersebut.

"Anggaran-anggaran tidak perlu seperti ini, hapusin. Jangan ada lagi, belanja seperti ini," kata Anies Baswedan.

Baca Juga: Gara-gara Hal Sepele Ini Perselingkuhan Mantan Istri Gubernur DKI Jakarta Berhasil Terbongkar, Begini Kesaksian Sang Adik Ipar

Source : tribun bogor

Editor : Adrie P. Saputra

Baca Lainnya

Latest