Tak lama, Nunung lantas menyenderkan tubuhnya ke arah sang suami, Jan Sambiran yang berjalan tepat di belakangnya.
Melihat sang ibu lemas dan seperti hampir pingsang, putra sulungnya, Bagus Permadi, dengan sigap membantu Jan Sambiran untuk membopong tubuh Nunung ke dalam mobil.
Baca Juga: Miris! TKW Ini Disiksa oleh Majikannya di Malaysia selama 8 Tahun hingga Alami Kebutaan
"Iya kayak gitulah paniknya. Kalau aku lihat itu paniknya mungkin karena harus ditunda lagi saksinya. Dia memang dari kemarin-kemarin sudah panik, sudah bingung sendiri, sudah cemas sendiri," ungkap Bagus dikutip dari Kompas.com, Kamis (24/10/2019).
"Gimana kok sidangnya lama dan saya bisa cuma kasih tahu, gimana ya. Ya enggak paham juga, paling cuma bisa bilang sabar, insya Allah sidangnya cepat," imbuh Bagus.
Dalam sidang pada Rabu (23/10/2019) siang, saksi ahli, dokter Herny Taruli Tambunan, mengungkapkan bahwa Nunung menderita depresi dan diabetes.
Herny adalah psikiater yang merawat Nunung di RSKO Cibubur selama menjalani rehabilitasi.
"Sebenarnya sebelum datang Mbak Nunung sedang dirawat kurang lebih tiga tahun oleh psikiater di Jakarta, didiagnosa kemungkinan Mbak Nunung menderita depresi dan cemas yang disebut serangan panik," ungkap dokter Herny dalam persidangan.
Bahkan hingga kini, Nunung masih mengonsumsi obat antidepresi tersebut.
Dokter Herny menambahkan kondisi depresi itu dikhawatirkan akan memicu keinginan Nunung untuk kembali mengonsumsi narkoba.