"Kondisi ini kemudian saya sampaikan saat kumpulan keluarga, sekaligus minta pertimbangan dari kakak-kakak saya, terlebih saya sudah ndak ada suami," tambahnya.
Konon alasan dari hal tersebut adalah Tini dituduh beda pilihan saat Pilkades yang diselenggarakan 5 September 2019 lalu.
Siti menuturkan, warga mendapatkan intimidasi saat hendak datang ke acara pembuatan undangan sekitar hari kamis seminggu yang lalu.
"Banyak yang gak datang, ada yang bilang di jalan diteriaki gak boleh datang oleh sejumlah oknum, gak usah ke sana (hajatan) intinya," tutur Siti.
"Padahal sampai sekarang, ibu saya itu gak tahu salahnya apa," imbuhnya.
Tini, ungkap Siti, selalu melakukan tugasnya sebagai warga RT dengan baik.
"Ibu itu aktif ikut arisan, ikut gotong royong, sebagai warga RT, ia melakukannya dengan baik, walau ndak ada suami," ujar Siti.
"Kok masih digituin, tapi biasanya pak RT bisa menyelesaikan, ini kok enggak," tambahnya menyayangkan.
Kejadian kurang mengenakkan bahkan dialami Tini tatkala ia membagikan nasi kunjungan kepada para tetangga dengan berjalan kaki.