Ia menambahkan, beruntung dalam aksi tersebut para teroris tidak menggunakan bom bunuh diri.
Sofyan mengatakan hal itu memang hanya dapat dipahami oleh orang-orang yang pernah berkecimpung di dunia terorisme.
Pria yang kini menjadi pengamat terorisme itu menjelaskan setiap orang yang sudah tercuci otaknya dengan terorisme pasti sudah memiliki niat membunuh di waktu dan keadaan apapun.
Di tahun 2009 kata Sofyan, seorang mantan rekannya bahkan membuat buku yang menyerukan soal jihad dengan alat apapun, termasuk hanyaa sebatas pisau dapur.
Buku yang diciptakan oleh teroris Lampung, Abu Yusuf, itu mengintruksikan para pengikut Al-Qaeda untuk membunuh targetnya dengan pisau dapur sekalipun.
"Sehingga temen-temen itu dari dulu tidak perlu bom, bahkan dengan apa saja yang ada mereka bisa lakukan apa yang dianggap sebagai amaliyah itu," kata Sofyan.
Sofyan menjelaskan, percobaan pembunuhan yang dilakukan Syahril Alamsyah (SA) alias Abu Rara terhadap Wiranto menjadi contoh spontanitas seseorang yang otaknya sudah tercuci dengan terorisme.
"Mereka tidak punya visi dan misi politik, kelompok-kelompok ini sederhana saja berfikirnya, mereka niat sudah ada, dan melihat target datang sendiri dan kesempatan itu ada," kata Sofyan.
Sehingga kata Sofyan, ia meyakini Abu Rara langsung bersiap ketika mengetahui ada pejabat hadir di dekat kediamannya.
Menurut Sofyan hal itu memang terdengar janggal bagi orang-orang awam yang tidak pernah berkecimpung di dunia terorisme.