Sebagai pucuk pimpinan ABRI di tengah pergolakan bangsa kala itu, gerak langkah Wiranto ikut menentukan ke mana bandul NKRI berayun.
Wiranto sendiri tidak pernah membayangkan bahwa suatu saat ia akan menduduki jabatan tertinggi dalam TNI.
Bahkan lewat profesi itu ia sempat dekat dengan Presiden Soeharto.
"Itu bukan obsesi saya, mungkin itulah garis kehidupan. Alhamdulillah kalau kemudian Tuhan telah memungkinkan saya mencapai posisi tertinggi, jenderal bintang empat, dalam karier saya di TNI," ujamya.
Ia pun menambahkan, hanya dengan ketekunan, kejujuran, dan disiplinlah semua itu bisa diraih.
Watak-watak itulah yang telah tertanam pada diri Ento - begitu panggilannya - sejak kecil.
Nama Wiranto sendiri yang diberikan ibunya - Suwarsijah - berasal dari wira dan anto, anak yang kelak diharapkan selalu mengedepankan kebenaran.
Pria kelahiran Yogyakarta 4 April 1947 – namun besar di Solo - ini sudah terbiasa prihatin sejak kecil.
Penghasilan RS Wirowiyoto, sang bapak, sebagai kepala Sekolah Rakyat, sangat minim untuk menghidupi sembilan anak.
Maka, selepas SMA pilihan masuk AMN yang gratis cukup beralasan.
Terlebih sejak kecil anak keenam ini sudah sangat mendambakan menjadi tentara.