Follow Us

Rusuh di Wamena, Warga Pendatang Asal Padang, Jawa, dan Makassar Dibawa ke Gereja dan Diselamatkan Orang Asli Papua

Rahma Imanina Hasfi - Selasa, 01 Oktober 2019 | 18:30
Sejumlah warga pendatang dari Padang, Jawa, dan Makassar bercerita bagaimana mereka diselamatkan saat kerusuhan di Wamena oleh orang asli Papua
Kolase BBC Indonesia & AFP

Sejumlah warga pendatang dari Padang, Jawa, dan Makassar bercerita bagaimana mereka diselamatkan saat kerusuhan di Wamena oleh orang asli Papua

Setelah kondisi kelihatannya aman, Mus dan keluarganya mengungsi ke Komando Distrik Militer Jayawijaya.

Mereka tinggal di sana selama semalam untuk kemudian mengungsi ke Jayapura menggunakan pesawat maskapai Trigana.

Mengingat kembali kerusuhan di Wamena, Mus mengaku tidak merasakan tanda-tanda konflik horizontal.

Baca Juga: Pernikahan Laudya Cynthia Bella Diramal Alami Kisruh karena Orang Ketiga, Mantan Istri Engku Emran Angkat Bicara

"Saya dan keluarga hidup berdampingan dan sangat rukun. Masyarakat lokal, secara khusus orang Lembah Baliem, sudah seperti keluarga saya sendiri. Putra daerah saya malah dekat dengan kami orang Padang. Kami sekolahkan dia, kami kasih makan, kami kasih gaji," paparnya.

Ditambahkan Mus, dia dan keluarganya masih menunggu hingga kondisi kembali kondusif.

"Untuk sementara kami di Sentani dulu, memang sebagian besar harta benda seperti tempat jualan dan sebagian rumah sudah hangus terbakar. Kalau kondisi aman, kami pasti kembali lagi untuk memulai usaha kami dari awal lagi," katanya.

Sikap Mus diamini Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit yang mengunjungi masyarakat Sumbar di Papua.

"Mereka juga tidak ingin pulang karena kalau pulang pun mereka mau kerja apa. Mereka bilang sudah lahir dan besar di Papua jadi ingin tetap tinggal di Papua, itu kata warga Minang yang saya temui di Wamena," kata Nasrul kepada wartawan, Minggu (29/09) malam di Jayapura.

Nasrul mengungkap warga Sumbar di Wamena berjumlah 981 orang dan 300 di antara mereka sudah mengungsi.

Keinginan pengungsi untuk kembali ke Wamena juga diutarakan Krisanthus Letsoin, asal Kepulauan Kei, Maluku, yang sejak 2008 mengabdi sebagai tenaga guru honorer di Kabupaten Yahukimo.

Baca Juga: Merinding, Temukan 17 Kantong Plastik Besar di Lahan Kosong, Ketika Dibuka Isinya Bikin Warga Geger

Source : Kompas.com

Editor : Suar

Baca Lainnya

Latest