"Terima kasih yang tidak melakukan anarkis, yang anarkis tolong pikir-pikir lagi lah, karena negaea ini punya kita sendiri,"katanya.
Arvan menuturkan, pihaknya sudah membangun komitmen dengan mahasiswa sebelum turun di jalan untuk tidak melakukan anarkis dengan syarat keinginan mereka untuk menemui pimpinan DPRD Sulbar setelah pelantikan.
"Saya juga berjanji , akan buat nyaman mereka dalam menyampaikan orasi. Polisi bahkan saya suruh mundur di pintu masuk," katan6ya.
"Itu untuk memenuhi keinginan mereka masuk di halaman gedung DPRD. Untuk menemui tujuanny. Bahkan ada pak Kapolda dan Danrem ikut temui mereka,"ucap Arvan.
Arva mengarakan anarkis disebabkab, mahasiswa tidak sabaran. Sebab surat yang mereka minta sudah dibuat namun belum ditanda tangani oleh pimpinan DPRD, karena keburu pulang.
"Sebenarnya tidak susah, tinggal diantara lagi, karena tidak sabar sambil menunggu, ada yang bakar kursinya tamu yang disewa oleh DPRD, orang yang punya kursi itu ada disitu," katanya.
"Sehingga melawan, akibatnya ribut, datang polisi melarai. Nah yang melakukan pembakaran ditangka polisi, kalau melawan yang dilumpuhkan,"tuturnya.
Soal beberapa yang cedera hingga dibawa ke rumah sakit, menurutnya, itu adalah bagian dari resiko, sebab melakukan perlawanan saat berusaha ditenangkan.
"Cobe berhenti dan diam, apa dipukul, kan tidak. Anggota saya juga ada yang cedera bagian hidungnya,"ujarnya.
Arvan mengaku menyesalkan tindakan sejumlah mahasiswa, sehingga pihaknya menghimbau mahasiswa untuk pulang.
"Kita suruh pulang, saya katakan kalian melanggar komitmen yang kita buat semalam, makanya saya suruh anggota usir semua," ujar dia.
"Sudah kalian pulang, setelah itu nanti kita bicarakan, pokoknya kita selesaikan semua,"tuturnya.(tribun-timur.com)