la yang punya SIM (ayahku tidak) laiknya seorang sopir pribadi.
Entah apa jadinya bila aku tak memiliki ibu seperti dia.
Pagi mengantar ke dermaga ferry, malam pergi lagi menjemput.
Ibuku amat mandiri.
la juga menularkan sikap itu pada kami berdua. Aku dan adikku diajar tidak canggung mengerjakan tugas seorang perempuan.
Mencuci, menyetrika, memasak, dan menjahit bukan hal yang sulit bagi kami.
Waktu kami tinggal di Jerman, sementara Ibu harus mendampingi Ayah yang bertugas di Indonesia, kami menikmati "kemandirian yang terlatih" olehnya."
(Veronica Sri Ayu Wardiningsih/Gridpop.ID)
Artikel ini telah tayang di Gridpop.Id dengan judulCerita Haru Ilham Akbar Habibie, Putra Sulung BJ Habibie yang Tak Fasih Bahasa Indonesia hingga Perjuangan Ainun Rela Lepas Karier demi Buah Hatinya