Ia menolak telepon dari ibunya dan sengaja memblokir kontak sang ibu.
Karena panggilannya tak digubris, Angela pun memutuskan untuk datang ke flat Shabina.
Karena khawatir dan ingin menjelaskan bahwa emoji marah yang dikirimnya adalah kesalahan.
Sampai di flat sang anak, Angela segera naik ke kamar Shabina setelah tak menemukan putrinya di lantai satu.
Dan benar, Shabina memang ada di kamarnya, terbaring tapi sudah tak bernapas lagi.
"Aku histeris saat menemukannya. Aku memncoba memberi napas buatan tapi putriku sudah tiada, aku terlambat," ungkap Angela.
Hasil pemeriksaan menunjukkan Shabina meninggal karena mengalami gagal jantung kongestif.
Mantan pelayan bar itu diketahui memiliki riwayat medis termasuk depresi dan diabetes.
Bahkan sempat mengalami overdosis insulin dua kali.