Suar.ID - Berbagai masalah muncul terkait penggunaan BPJS.
Mulai dari pelayanan yang kurang optimal dari berbagai fasilitas kesehatan.
Hingga muncul krisis kepercayaan dari masyarakat atas program tersebut.
Belakangan, kenaikan iuran BPJS juga menjadi perbincangan hangat.
Keluhan lain disampaikan oleh Asosiasi Klinik Indonesia (Asklin).
Baca Juga: Tok, Iuran BPJS Kesehatan Resmi Naik 100 Persen untuk Kelas I dan Kelas II per 1 Januari 2020
Asosiasi Klinik Indonesia (Asklin) menjerit lantaran banyak pasien BPJS Kesehatan yang lari ke puskesmas untuk mendapatkan fasiltas kesehatan tingkat pertama (FKTP).
Sekjen Aslin Rizal mengatakan, bila situasi ini terus berlanjut, maka ini akan mejadi sinyal bahaya untuk klinik-klinik yang melayani BPJS Kesehatan dan juga negara.
"Kalau ini berjalan terus, ini bahaya, klinik akan tutup, dan defisit (BPJS Kesehatan)juga akan besar," ujarnya di Kantor Ombudsman, Jakarta, Kamis (12/9/2019).
"Kenapa? Karena setiap dokter puskesmas setiap dia enggak mampu, langsung kasih rujukan. Ini akan berdampak besar bagi negara," sambungnya.
Baca Juga: Ikatan Dokter Gigi Ancam Mundur dari BPJS Kesehatan karena Kapitasi Rendah