Namun cibiran orang itu dianggap sebagai motivasi oleh Saningrat.
Begitu pula dengan Lailatul.
Laila sendiri sudah bulat tekadnya untuk tetap melanjutkan pendidikan ke ITS, sambil menutup telinga dari cibiran para tetangganya.
"Bapak dan ibu tidak perlu kawatir soal biaya kuliah saya. Semoga saya mendapatkan rejeki sampai lulus," tutur Saningrat, mengenang kata-kata anaknya ketika hendak berangkat ke Surabaya.
Setelah Lailatul Qomariyah dinyatakan lulus sebagai mahasiswa baru di ITS, Saningrat dipanggil untuk datang ke kampus ITS.
Saningrat datang dengan baju seadanya dan bersandal jepit.
Baca Juga: Ini 6 Zodiak Paling Cerewet, Mereka Sering Tak Terkontrol saat Bicara
Untuk menemukan anaknya, Saningrat berkeliling kampus ITS kurang lebih satu jam lebih karena tidak tahu di mana ruangan yang harus dituju.
Beruntung ada satpam yang mengarahkan Saningrat ke ruang kuliah Fakutas Tekhnologi Industri.
"Ketika saya mau masuk ke ruang pertemuan anak saya, saya lihat orang tua dan mahasiswa yang lain turun dari mobil pribadi semua dan berdasi. Sedangkan saya hanya bersandal jepit. Tapi anak saya tidak minder dan mengajak saya masuk ke dalam ruangan," kata Saningrat.
Selama menempuh pendidikan S1, Saningrat dan istrinya tidak pernah dimintai biaya kuliah dan biaya hidup oleh Laila.
Dia sudah hidup mandiri di Surabaya dengan mengisi les privat dari rumah ke rumah.