Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Kisah Haru Perjuangan Seorang Ibu Dampingi Anaknya yang Berkebutuhan Khusus hingga Jadi Lulusan Termuda Berpredikat Cum Laude

Rahma Imanina Hasfi - Rabu, 04 September 2019 | 08:00
Maria Clara Yubilea Sidharta atau biasa disapa Lala, divonis dokter sebagai anak berkebutuhan khusus, justru menyabet gelar sarjana dengan predikat cum laude di Universitas Negeri Yogyakarta ( UNY) dengan IPK 3,76 di usianya yang masih 19 tahun
Dok. Pribadi Patricia-Lala via Kompas.com

Maria Clara Yubilea Sidharta atau biasa disapa Lala, divonis dokter sebagai anak berkebutuhan khusus, justru menyabet gelar sarjana dengan predikat cum laude di Universitas Negeri Yogyakarta ( UNY) dengan IPK 3,76 di usianya yang masih 19 tahun

"Saya merasa tidak cukup bekal untuk membantu (Lala). Sudah bikin sakit kepala ini. Sehingga seizin suami saya ingin kuliah lagi, agar punya ilmu yang bermanfaat dalam mendidik Lala ataupun anak-anak gifted lainnya," ungkap Patricia atas pergolakan batin yang terjadi saat itu.

Akhirnya setahun setelah Lala mulai kuliah, Patricia mendaftar dan diterima di S2 Pendidikan Luar Biasa UNY angkatan 2016.

Baca Juga: 6 Tahun Jagain Jodoh Orang, Pria Ini Hanya Bisa Nangis Tersedu-sedu, Cuma Jadi Tamu di Pernikahan Kekasihnya

Pada saat itu, Patricia merupakan satu-satunya mahasiswa yang tidak berlatar belakang pendidikan luar biasa di jenjang S1 nya.

"Saya guru seni musik. Lainnya teman saya, guru di SLB, dan anak-anak lulusan PLB. Alih jurusan bukan hal yang mudah ternyata karena saya belajar teori dari awal," kenang Patricia.

Perjalanan Patricia menempuh studi tidak mudah.

Beberapa kolega menjadikannya bahan bercanda karena hendak menjadikan putrinya sebagai kelinci percobaan atas teori Pendidikan Luar Biasa yang diperolehnya di dalam ruang kuliah.

Patricia tak bergeming dengan tudingan tersebut.

Untuk mendukung studinya, Patricia juga harus mengejar ketertinggalan ilmu dengan menumpang belajar di SLB Marganingsih Tajem.

Di sana ia memperoleh teori terkait pendidikan luar biasa sekaligus mempraktikkannya secara langsung.

"Setiap kamis dan Jum’at saya kesana. Membantu mengajar, dan belajar teori-teori PLB. Tidak dibayar, karena saya yang membutuhkan," kenang Patricia.

Baca Juga: Merupakan Titik Rawan Kecelakaan, Ini Penyebab Km 90-100 di Cipularang Menjadi Momok Bagi Pengemudi

Source :Kompas.com

Editor : Suar

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x