Ma Er pun membawa ibunya ke studio foto untuk mengambil foto pernikahan yang tidak mampu dilakukan ibunya bertahun-tahun yang lalu.
Hal yang membuat sesi foto pernikahan ibunda Ma Er menjadi begitu menyentuh yaitu karena ia tak berfoto dengan sang suami atau ayah Ma Er.
Melainkan berfoto dengan putrinya.
Hal itu karena ayah Ma Er telah tiada.
Ia meninggal sekitar 20 tahun lalu saat Ma Er masih berusia 7 tahun.
Sejak saat itulah sang ibu yang buta huruf banting tulang seorang diri demi membesarkan Ma Er dan adiknya dengan melakukan dua pekerjaan sekaligus, yaitu sebagai pembersih jalan dan pemulung.
Setelah kepergian suaminya, ibunda Ma Er memilih untuk tetap menjanda tanpa menikah lagi.
Meski begitu, Ma Er tak membiarkan sang ibu melakukan foto pernikahan itu seorang diri.
Ia tampil menggantikan sang ayah untuk berfoto.