Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Termasuk Sang Ibu, Hampir Seluruh Keluarganya Diduga Terlibat dalam Pelarian Prada DP ke Banten Setelah Mutilasi Vera Oktaria

Moh. Habib Asyhad - Rabu, 14 Agustus 2019 | 19:08
5 Kekejian Prada DP Usai Membunuh dan Mutilasi sang Kekasih, Dokter Forensik Ungkap Adanya Kekerasan di Alat Vital Korban
Tribun Sumsel/MA Fajri dan Dok. Tribun Sumsel

5 Kekejian Prada DP Usai Membunuh dan Mutilasi sang Kekasih, Dokter Forensik Ungkap Adanya Kekerasan di Alat Vital Korban

Suar.ID -Dakwaan yang dibacakan pada sidang ketiga dan keempat kasus mutilasi Vera Oktaria oleh Prada DP menguak fakta mengejutkan.

Ternyata hampir seluruh anggota keluarganya terlibat dalam pelarian Prada DP ke Banten setelah memutilasi Vera Oktaria.

Kuncinya ada pada Imam, saksi kunci yang disebut sudah meninggal dunia.

Berdasarkan dakwaan yang dibacakan sebelumnya, Prada DP mengakui, Imam merupakan orang yang memberinya saran untuk membakar jenazah Vera.

Tujuannya, untuk menghilangkan jejak.

Karena disebut sudah meninggal, sudah barang tentu Imam tidak bisa dipanggil jadi saksi.

Namun peranan imam pada perkara tersebut terungkap dalam Berkas Acara Pemeriksaan (BAP) Dodi Karnadi yang merupakan paman Prada DP saat diperiksa di Pomdam.

Namun Dodi Karnadi dan saksi lain yakni Hasanuddin alias Udin, hingga saat ini tidak diketahui keberadaannya.

Sehingga BAP keduanya dibacakan secara bergantian oleh Mayor Chk Darwin Butar Butar SH dan Mayor Chk Andi Putu SH yang bertindak sebagai oditur pda sidang, Selasa (13/8) kemarin.

Pembacaan BAP tersebut dilakukan pada sidang keempat Prada DP di pengadilan militer I-04 Jakabaring Palembang, Selasa (13/8).

Diketahui, komunikasi percakapan antara Prada DP, Dodi dan Imam terjadi pada Rabu (8/5/2019).

Tepat setelah Prada DP mengaku pada Dodi bahwa dirinya telah membunuh Vera Oktaria.

"Saksi Dodi menghubungi Imam dan memintanya datang ke rumah saksi," kata Oditur Mayor Chk Andi Putu SH. Sesampai di rumah saksi Dodi, Imam diberi tahu bahwa Prada DP baru saja membunuh seorang wanita.

Kemudian, Imam bersama Dodi dan Prada DP berdiskusi membahas bagaimana cara menghilangkan jenazah Vera tanpa diketahui orang lain.

Sebab, jenazah tersebut sudah tidak memungkinkan lagi untuk dikeluarkan dari penginapan.

"Lalu imam menyarankan untuk membakar jenazah tersebut," ujar Oditur.

Kemudian Prada DP memberikan uang sebesar Rp70 ribu pada Imam untuk pergi membeli bensin.

Baca Juga: Viral Video Panas 3 Pria 1 Wanita 'Vina Garut', Diduga Direkam di 2 Tempat Berbeda

Setelah itu Imam kembali dan membawa bahan bakar minyak jenis pertalite yang kemudian diberikan pada Prada DP.

"Namun terdakwa bilang bahan bakar tersebut kurang dan minta di belikan 2 botol lagi. Terdakwa lantas memberikan uang Rp50 ribu pada saksi Dodi. Kemudian barang tersebut dibelikan dan diberikan ke terdakwa" ujarnya.

Kemudian sekira pukul 17.00 Prada DP kembali ke penginapan dengan membawa pertalite yang sebelumnya dibeli dan botol obat nyamuk yang sebelumnya sudah dibeli.

Saat itu Prada DP mengatakan akan membakar mayat Vera.

Satu jam kemudian Prada DP kembali ke rumah Dodi dan mengatakan mayat tersebut sudah disiram dengan bahan bakar minyak dan tinggal dibakar saja.

"Kemudian Prada DP bertanya pada imam apakah masih ada speed boat untuk pergi ke pulau Rimau. Namun dijawab Imam tidak ada lagi,"ungkap Oditur.

Selanjutnya, Imam menyarankan agar Prada DP dibawa ke rumah Hasanuddin alias Udin.

Sebab Imam yakin bahwa Udin bisa membawa Prada DP pergi ke tempat yang aman.

"Namun tidak lama dari itu, Elsa (bibi Prada DP) menelpon dan bilang, ibu terdakwa akan ke rumah saksi. Kemudian memintanya untuk menahan terdakwa agar tidak pergi dulu dari rumahnya," tuturnya.

Kemudian ibu Prada DP bertemu dengan anaknya itu.

Di sana, Dodi mengatakan bahwa Prada DP akan dibawa ke rumah Udin.

Mendengar hal tersebut, ibu prada DP setuju asalkan anaknya aman dan sehat.

"Lalu saksi Dodi meminta uang kepada ibu terdakwa untuk ongkos anaknya. Kemudian diberi uang sebesar Rp2 juta," jelasnya.

Kemudian mereka pergi bersama-sama menuju ke rumah Udin dengan menggunakan mobil.

Kecuali Imam yang pergi ke rumah Udin dengan menggunakan sepeda motor Honda beat warna pink dan hitam yang sebelumnya dibawa Prada DP.

"Namun, saksi Dodi dan terdakwa turun di jalan yang tak jauh dari rumah Udin. Sementara ibu dan bibi terdakwa kembali pulang ke kota Palembang," tuturnya.

Setelah itu, Dodi, Imam, Prada DP dan Udin berbincang-bincang.

Hasanuddin sendiri, saat itu belum mengetahui Pembunuhan yang dilakukan Prada DP terhadap Vera Oktaria.

"Kemudian Udin setuju membawa Prada DP ke Banten untuk belajar ilmu agama," ucap oditur.

Sama seperti Dodi, Hasanuddin alias Udin juga belum dapat dihadirkan memberikan kesaksian.

Kedua orang itu tak ada di tempat tinggalnya. Keberadaan Udin juga misterius.

Editor : Suar

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x