Dengan catatan, target bom hanya fasilitas militer dan kekuatan tentara Jepang dan jauhi tempat-tempat yang banyak perempuan dan dan anak-anak.
Banyak yang mempertanyakan ide Stimpson memperhatankan Kyoto.
Tapi, dari beberapa penyelidikan diketahui, akhir tahun 1920-an Stimpson pernah ditempatkan sebagai Gubernur Jenderal di Filipina.
Dia telah mengunjungi banyak kota termasuk Kyoto.
Selain itu, Stimpson dianggap memiliki kenangan manis di Kyoto, termasuk ketika berbulan madu di sana.
Ia tidak ingin kenangan indah itu dihapus begitu saja dengan menjatuhkan bom yang maha-dahsyat.
Terlepas dari itu, Kyoto sebagai pusat kebudayaan Jepang di masa lampau harus berterima kasih kepada Stimpson. Karena berkat dirinya, Kyoto aman dari ancaman “Little Boy”. (Intisari)