Ia menyaksikan saat para nelayan di atas kapal mengangkut paus-paus yang tak berdaya menuju pantai.
Seorang juru bicara kelompokyang menentang perburuan ikan paus itumengatakan, "Selama perjalanan panjang, semakin banyak anggota masyarakat dan wisatawan dapat terlihat berhenti di sepanjang garis pantai untuk menyaksikan banyak paus dibantai."
"Seperti yang sering terjadi,acara itu dengan cepat menjadi acara sosial dengan orang tua tertawa dan mengobrol ketika anak-anak bermain di pantaiyang penuh darah."
"Tingkat kegembiraan jelas meningkat ketika antisipasi kebrutalan semakin dekat, melambangkan aspek sosial dari kesibukan itu adalah pemandangan yang sudah wajar."
Sea Shepherd UK memfilmkan dan memotret perburuan paus-paus yang akhirnya berakhir malang itu.
Juru bicara badan amal itu menambahkan, "Peserta berlari dan bersorak sorai untuk mulai memasang tali dan mulai menyembelih."
"Meskipun, seperti biasa, proses 'manusiawi' membunuh paus pilot jauh dari itu, dengan beberapa upaya gagal terlihat saat orang-orang melumpuhkan dengan tombak."
"Ketika proses itu berlanjut, kru menyaksikan satu anak sapi yang belum lahir disembelih dari rahim ibu mereka."
"Orang-orang Faroe sering berbicara tentang tradisi dan khususnya rasa hormat yang ditunjukkan kepada paus pilot."
Pada September 2018, badan amal itu menawarkan Kepulauan Faroe 1 juta Euro selama 10 tahun berturut-turut (Rp 16 miliar) tanpa perburuan paus. (Adrie P. Saputra/Suar.ID)