Suar.ID - Warna laut berubah merahkarena darah yang bercucuran ketika 23 paus disembeliholeh sekelompok manusia, Mirror melaporkan pada Senin (5/8) kemarin.
Dalam satu pemandangan yang mengerikan, seekor anak paus yang belum lahir dipotong dari rahim ibunya yang sudah mati di dermaga di Kepulauan Faroe.
Anak-anak kecil dapat dilihat dalam foto sedang melihat hewan-hewan yang berlumuran darah dan turis mengambil foto hanya beberapa meter dari paus yang mati.
Penduduk di Kepulauan Faroe, wilayah otonomi KerajaanDenmark, menjalankan tradisi berusia berabad-abad yang mengerikan ini untuk membantu memberi makan penduduk pulau Atlantik yang terpencil selama musim dingin.
Baca Juga: 'Pesta' Pembantaian Ratusan Paus dan Lumba-Lumba, Lautan Berubah Merah Bercampur dengan Darah
Mereka mengklaim tradisi itu sudahturun temurun dan diatur oleh hukum.
Meski begitu, banyak kelompok pecinta hewan yang menentang,mengatakan itu tidak manusiawi dan ingin perburuan itu segera dilarang.
Badan amal Sea Shepherd UK mendokumentasikan pembunuhan paus pada hari Jumat (1/8/2019) di teluk Hvalvik.
Ia mengklaim ini adalah perburuan paus ke-10 di Kepulauan Faroe tahun ini, dengan total 536 paus telah dibantai.
Badan amal itu mendengar laporan tentang perburuan yang terjadi di Hvalvik.
Baca Juga: Paus Sperma yang Masih Muda Mati dan Terdampar di Pantai, Isi Perutnya Ternyata...