Suar.ID - Seorang wanita Korea Utara yang berhasil melarikan diri dari sebuah kamp tahanan telah menggambarkan kengerian yang tak terlupakan saat ia menjadi sipir.
Saat itu Lim Hye-jin yang berusia 20 tahun, dipaksa untuk menonton dua saudara yang melarikan diri dari kamp tahanan harus mati dengan cara dipenggal kepalanya setelah mereka tertangkap.
Sebelum dua saudara itu tertangkap di China, 7 anggota keluarganya bahkan dikatakan tewas di tempat sebagai pembalasan.
Hal kejam ini rupanya dilakukan sebagai peringatan terhadap narapidana lain agar tidak ada yang mencoba untuk berani kabur.
Baca Juga: Mengerikan, Rudal Baru Korea Utara Disebut Bisa Menghantam Jepang Tanpa Bisa Dihadang
Lim, mengatakan kepada sebuah media, "Para tahanan lainnya juga dipaksa untuk melempar batu ke arah mereka."
Dia tidak bisa makan berhari-hari setelah menyaksikan adegan "mimpi buruk" tersebut.
Saat dia masih berusia 17 tahun, dia dikirim untuk menjaga Kamp 12, sebuah "peternakan manusia" bagi para pembangkang Korea Utara yang letaknya dekat dengan perbatasan China.
Dia mengatakan bahwa penjaga akan membiarkan para tahanan kelaparan.
Di kamp tahanan tersebut bukan hanya warga yang ditahan, namun ada juga pejabat negara yang jatuh karena diktator Kim Jong-un.
Baca Juga: 10 Cara Paling Jenius untuk Bisa Kabur dari Korea Utara
Para tahanan dengan santai dibunuh, disiksa dan diperkosa oleh para penjaga tahanan yang sadis.
Dia menceritakan bagaimana seorang wanita dilucuti pakaiannya dan dibakar hidup-hidup setelah mengganggu seorang penjaga.
Dia menambahkan, "Mereka (para penjaga) tidak melihat para tahanan sebagai manusia, mereka dianggap sama seperti binatang."
Lim sendiri juga pernah dipenjara setelah ditemukan terlibat perdagangan ilegal dengan China.
Dia adalah mantan sipir wanita yang pertama kali berbicara secara terbuka tentang kengerian di kamp tahanan Korut.
"Kami dimanipulasi untuk tidak bersimpati terhadap tahanan," kata Lim.
"Kami diberitahu bahwa mereka telah melakukan kejahatan yang mengerikan."
"Sekarang saya tahu mereka tidak jahat, jadi saya merasa sangat bersalah," papar Lim, yang dilansir dari IB Times (1/5/2017).
Lim dikatakan pernah juga dipaksa menjadi tontontan para penjaga tahanan tanpa busana.
Namun ia nekat kabur dan mencapai Korea Selatan, di sana ia aman.
Baca Juga: Bekas Lokasi Uji Coba Nuklir Terkuat di Korea Utara Terus Alami Gempa Selama 2 Tahun
Rezim Kim Jong-un tidak berkomentar atas cerita mantan sipir wanita dari kamp tahanan di Korea Utara itu.
Cerita Lim tersebut juga belum bisa diverifikasi kebenarannya, mengingat rezim Pyongyang sangat tertutup.
Kisah-kisah mengerikan serupa telah muncul dari mereka yang telah melarikan diri dari kamp tahanan lain, yaitu Kamp 15.
Para narapidana yang kelaparan akan menangkap dan memakan ular atau tikus untuk bertehan hidup.
Seorang narapidana memberitahu Amnesty International, dia mengatakan bahwa pernah makan biji jagung yang dia lihat di kotoran sapi.
Mereka yang tertangkap karena melarikan diri akan digantung atau ditembak di depan narapidana lain, meskipun dalam beberapa kasus mereka akan dipukul sampai mati.
Laporan-laporan telah muncul tentang perempuan yang diperkosa oleh penjaga sebelum "menghilang", sementara yang lain dipukul sampai mati dengan palu untuk pelanggaran yang sepele. (Adrie P. Saputra/Suar.ID)