Ini diungkapkan seorang petugas lapas lainnya.
"Kejadiannya kurang lebih sama, tepergok saat siang hari di kamar, perempuan dan perempuan dalam posisi tidur, tapi tidak normal," ujar petugas lapas wanita yang bertugas di luar Kota Bandung itu.
Baca Juga: Terkunci di Toilet Masjid, Pria Ini Minta Bantuan ke Grup Facebook, Warganet Malah Gagal Fokus!
Ia juga mengatakan, saat itu langsung menegur kedua napi tersebut.
"Saat itu keduanya bilang enggak ngapa-ngapain. Tapi, kan, posisi mereka dalam kondisi tidak normal. Setelah saya cek ke rekan-rekannya, memang begitu," ujar dia.
Y (40), mantan narapidana yang sempat dipenjara selama 1 tahun karena kepemilikan ganja, mengatakan, orientasi seks menyimpang di kalangan narapidana sudah menjadi rahasia umum.
"Kalau ada narapidana baru masuk, berparas menarik, kulit putih, awal-awal masuk pasti dikerjain dulu macam-macam sama narapidana senior. Kalau si penghuni barunya tidak melawan, ya habis dikerjain macam-macam, termasuk soal urusan seks. Kalau saya, alhamdulillah, tidak pernah. Saya bersyukur bisa melewati pidana tanpa ada hal-hal buruk menimpa saya," ujarnya.
Ia juga mengaku pernah memiliki teman sesama narapidana laki-laki yang punya sifat keperempuanan. "Pengalaman saya dulu, kami tahu kalau dia bisa 'dipakai'," ujarnya.
Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kemenkum HAM Jabar, Abdul Aris, mengatakan, belum pernah melakukan pendataan berapa jumlah napi dan tahanan yang orientasi seksualnya berubah saat menjalani hukuman.
Namun, ia mengakui, perubahan orientasi seksual di kalangan sejumlah napi dan tahanan itu benar terjadi.
"Saya apresiasi pada petugas-petugas kami yang menghentikan perbuatan-perbuatan seperti itu, itu sangat bagus," ujar Aris. Meski belum melakukan pendataan, ia memastikan, fenomena homoseksual itu tak terjadi di 32 lapas dan rutan di Jabar.