Akhirnya, keluarga pun memutuskan untuk mencari Karoman, dengan dibantu dengan warga lain.
Pada pukul 08.30 WIB, anak korban, Agus (10) menemukan tongkat bambu milik ayahnya tertancap di dasar sungai.
Begitu pula dengan saksi lain, yang menemukan perahu korban dalam kondisi terbalik di sekitar sungai.
Sesaat setelahnya, warga lain juga menemukan jasad korban dengan kondisi yang sangat mengenaskan.
“Saksi Mulyadi menemukan perahu di Sungai Arisan Bopeng dalam kondisi terbalik. Kemudian sekira jam 10.00 WIB, lebih kurang 500 meter, saksi Firdaus menemukan korban,” ungkap Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol Supriadi, dikutip dari Tribun Sumsel.
Ditemukan dalam kondisi tanpa kepala dan kedua tangan, korban awalnya tak dapat dikenali.
Apalagi, jasad korban tertutup dengan timbunan lumpur lantaran ditemukan di area sungai.
Namun tak butuh waktu lama bagi keluarga untuk mengenali korban.
"Kami yakin itu Karoman, dari tahi lalat yang ada di kaki kanannya. Makanya, selain melihat baju yang kenakan sebelum berangkat, ada tahi lalatnya itu," ujar paman korban, Syarifudin (52).
Dalam kondisi berduka, pihak keluarga bertanya-tanya akan apa yang sebenarnya menimpa korban hingga meninggal dunia di malam lebaran, dalam kondisi yang sangat mengenaskan.
“Setahu saya, dia tidak ada musuh. Tetapi tidak tahu kalau diluar, karena kami tidak bisa melihat terus,” tambahnya.
Kini, jasad korban mutilasi ini telah dievakuasi ke Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Palembang untuk divisum.