Follow Us

Kisah Ida Faridah, Petugas KPPS yang Sempat Dirawat 11 Hari dan Lolos dari Maut, Begini Diagnosis Dokter

Rina Wahyuhidayati - Kamis, 16 Mei 2019 | 09:08
Kisah Ida Faridah, petugas KPPS yang sempat dirawat 11 hari dan lolos dari maut. Beberkan diagnosis dokter.
Kolase Pemilu (Kompas/Mahdi Muhammad) (Tribun Jabar/Siti Masithoh)

Kisah Ida Faridah, petugas KPPS yang sempat dirawat 11 hari dan lolos dari maut. Beberkan diagnosis dokter.

SUAR.ID - Pemilu 2019 ini menyisakan kabar duka dari petugas KPPS yang berguguran setelah menjalankan tugas.

Salah satu yang selamat setelah sempat tak sadarkan diri adalah Ida Faridah (42), anggota KPPS TPS 06 Desa Bayalngu Lor, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.

Perempuan yang sempat dirawat selama 11 hari di RSUD Arjawinangun membeberkan hasil diagnosis dokter terhadap dirinya.

Ia seketika jatuh sakit setelah bertugas pada hari Pemilu 2019.

Baca Juga : Oni Pelawak SOS Akan Jadi Anggota DPR RI, Apa ya Kira-kira yang Dia Janjikan?

Selama di rumah sakit, Ida Faridah mendapat perawatan intesif dan diduga mengalami kelelahan.

Ia dilarikan ke rumah sakit sehari setelah pelaksanaan Pemilu 2019, yakni Kamis (18/4/2019).

Ketua PPS Desa Bayanglangu Lor, Wardasi menjelaskan kondisi Ida Faridah ketika masih dirawat.

Ida Faridah, kata Wardasi, sempat tak menunjukkan reaksi padahal matanya terbuka.

"Yang jelas kondisinya masih belum sadar. Waktu saya ke sana dengan Ketua PPK juga matanya melihat tapi dia enggak tahu siapa yang dilihatnya," katanya.

Ketua PPK Gegesik, Makpul (kiri) saat menjenguk Ida Faridah di RSUD Arjawinangun, Selasa (30/4/2019).
(tribunjabar/siti masithoh)

Ketua PPK Gegesik, Makpul (kiri) saat menjenguk Ida Faridah di RSUD Arjawinangun, Selasa (30/4/2019).

Wardasih menambahkan, hasil diagnosis terhadap Ida Faridah adalah kelelahan setelah bertugas.

Baca Juga : Setelah HS, Akhirnya Perekam Video Ancam Penggal Kepala Jokowi pun Ikut Ditangkap, Ternyata 2 Wanita yang Ada dalam Video

Sebelum dilarikan ke rumah sakit, Ida Faridah sempat jatuh pingsan.

Setelah dirawat selama 11 hari, keadaan Ida Faridah sudah membaik walaupun ia belum seratus persen pulih.

Ida Faridah memilih untuk beristirahat di rumahnya.

Ia juga mengaku kapok menjadi anggota KPPS.

Sambil menujukkan hasil rontgen, Ida Faridah mulai mengingat kembali apa yang ia alami.

Ketika bercerita, mata Ida Faridah mulai berkaca-kaca.

Ida Faridah mengaku bertugas mencatat formulir C1. Tugasnya tersebut memakan waktu yang sangat lama.

Ia bekerja dengan sedikit waktu istirahat.

Ida Faridah bertugas hampir 24 jam, yakni sejak Rabu (17/4/2019) pukul 07.00 WIB hingga Kamis (18/4/2019) sekitar pukul 05.00 WIB.

Suasana Rapat Pleno Hasil Penghitungan Perolehan Suara Tingkat Nasional dan Penetapan Hasil Pemilu tahun 2019 di Luar Negeri di Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU), Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (4/5/2019).
(Fabian Januarius Kuwado/Kompas.com)

Suasana Rapat Pleno Hasil Penghitungan Perolehan Suara Tingkat Nasional dan Penetapan Hasil Pemilu tahun 2019 di Luar Negeri di Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU), Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (4/5/2019).

Selama bertugas, Ida Faridah hanya istirahat selama dua kali.

Tak hanya bekerja di hari pelaksanaan Pemilu 2019, Ida Faridah juga sudah sibuk dari hari-hari sebelumnya.

"Hampir enggak ada istirahat. Ada tuh pukul 12.00 WIB untuk makan siang dan azan Magrib. Saya juga ikut membagikan persiapan Pemilu lainnya, seperti mencatat, membagikan undangan, dan mendirikan tenda," kata Ida Faridah, Rabu (15/5/2019).

Kerja keras dilakukan Ida Faridah hingga sulit beristirahat itu karena ia merasa punya tanggung jawab yang besar atas pelaksanaan Pemilu 2019.

Sehari setelah Pemilu 2019 itu, Ida Faridah mengaku badannya terasa sakit.

Bahkan, setelah keluar dari rumah sakit, Ida Faridah mengaku masih kesulitan berbicara.

Ida Faridah, petugas KPPS yang sempat dirawat selama 11 hari menunjukkan hasil rontgen saat ditemui di rumahnya.
(Tribun Jabar/Siti Masithoh)

Ida Faridah, petugas KPPS yang sempat dirawat selama 11 hari menunjukkan hasil rontgen saat ditemui di rumahnya.

Rupanya, gejala yang diderita Ida Faridah adalah akibat dari penyakit stroke.

"Kata dokter saya mengalami stroke otak ringan sebelah kiri dan membutuhkan waktu untuk pemulihannya," kata Ida.

Melansir dari artikel yang ditinjau oleh dr Kevin Adrian di alodokter, stroke terjadi karena aliran darah ke otak terganggu.

Meski disebut stroke ringan, penyakit ini bisa berbahaya hingga menimbulkan kematian.

Kepada Ida Faridah, dokter menyarankan untuk menjalani pemulihan di rumah sakit.

Namun, ia memilih untuk beristirahat di rumah karena terbentur faktor ekonomi.

Karena sakit yang dideritanya, Ida Faridah kesulitan beraktivitas.

"Jangankan untuk aktivitas, berjalan dan keluar rumah pun enggan, karena memang kondisi kesehatan yang tidak bisa dipaksakan," paparnya.

Kondisi Ida Faridah tersebut tidak sebanding dengan upah menjadi petugas KPPS yang ia dapatkan.

Ia mendapat uang Rp 500 ribu yang sangat jauh dengan beban kerja dan tanggung jawabnya.

Keluarga Ida Faridah juga sempat mengalami kesulitan membayar biaya pengobatan di rumah sakit.

Apa yang Terjadi di Hari Pelaksanaan?

Saat pelaksanaan Pemilu 2019, Ida Faridah tak hanya mengerjakan tugasnya saja.

Menurut Wardasih, Ida Faridah kerap membantu tugas rekannya yang kurang cekatan.

"Waktu pelaksanaan Pemilu, pukul 02.00 - 03.00 WIB, dia masih di lokasi karena pekerjaan belum selesai. Dan baru selesai sekitar pukul 06.00 WIB," ujarnya.

Sebelumnya, Wardasih terlihat sehat.

Hal tersebut disampaikan Ketua PPK Gegesik, Makpul.

Ia mengatakan Ida Faridah tidak memiliki riwayat penyakit yang membahayakan. (Fidya Alifa Puspafirdausi)

Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Ida Faridah Petugas KPPS Lolos dari Maut, Ungkap Hasil Pemeriksaan, Pengalamannya Buat Hampir Nangis

Baca Juga : Ingin Buktikan Kecurangan, BPN Prabowo-Sandiaga Sebut Gunakan Robot untuk Pantau Situng KPU

Source : tribujabar.com

Editor : Rina Wahyuhidayati

Baca Lainnya

Latest