Suar.ID – Harapan keluarga pengungsi perang Suriah ini untuk kehidupan yang lebih baik di Kanada hancur seketika ketika mendapati putri mereka meninggal bunuh diri.
Pada 6 Maret 2019 lalu Aref Alshteiwi ayah korban, pulang ke rumahnya dan mendapati putrinya Amal Alshteiwi yang masih berusia 9 tahun sudah menjadi mayat di kamar tidurnya.
Saat ini, keluarga mereka tinggal 8 orang dan masih terpukul atas kematian putrinya.
Diwartakan globalnews.ca (13/4/2019), keluarga tersebut datang ke Kanada sebagai pengungsi yang disponsori oleh pemerintah tiga tahun lalu.
Baca Juga : Diduga Cabuli 14 Siswi dalam Ruangannya, Kepsek di Soppeng Diciduk Polisi
Mereka melarikan diri dari perang Suriah di mana bom telah menghancurkan rumah mereka.
Namun kedamaian yang mereka temukan di Kanada kini telah digantikan dengan lebih banyak trauma.
Keluarga itu mengatakan Amal biasa pulang dari sekolahnya dengan putus asa memberitahukan bahwa dirinya telah mendapatkan bullying dari teman-temannya.
"Mereka menggertaknya sepanjang waktu di sana, mengatakan kepadanya, 'Kamu jelek, kamu tidak cantik,'" ujar Aref.
“Dua minggu sebelum dia pindah dari sekolah itu ke sekolah lain, anak-anak mendatanginya dan berkata, 'Bahkan jika kamu pindah ke sekolah lain, mereka tidak akan mencintaimu. Anak-anak atau guru. Kemanapun kamu pergi, lebih baik pergi dan bunuh diri saja, '” tambah Nasra Abdulrahman ibu Amal.
Polisi mendatangi rumah Aref pada saat Amal ditemukan meninggal dunia namun mengatakan tidak cukup bukti untuk memulai penyelidikan terhadap tuduhan intimidasi pada Amal.