Tarrant dalam manifesto mengutarakan dia adalah pria kulit putih dengan orangtua yang merupakan keturunan Inggris, Skotlandia, dan Irlandia.
"Saya hanyalah pria kulit putih biasa, dari keluarga biasa saja, yang memutuskan untuk berdiri dan memastikan keberlangsungan kaum saya," katanya.
Dikutip oleh Daily Mail, dia menyerukan kematian bagi sejumlah pemimpin dunia seperti Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Baca Juga : Hari Terkelam di Selandia Baru, Korban Tewas Penembakan Massal di Masjid Kota Christchurch Jadi 49 Orang
Baca Juga : Wijin Dituding Numpang Hidup pada AgnezMo, Gisel Pasang Badan Beri Pembelaan
Dia mengaku mendukung Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sebagai simbol identitas kulit putih yang baru, serta keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit).
Manajer gym di Grafton Tracey Gray sebagaimana diwartakan ABC menuturkan, pria berumur 28 tahun itu bekerja sebagai personal trainer di tempatnya.
Gray berkata Tarrant bekerja sebagai pelatih gym setelah selesai sekolah pada 2009 hingga 2011 sebelum memutuskan melanglang buana.
Tarrant diketahui sudah melancong di negara kawasan Asia Tenggara, timur Asia, hingga Eropa. Dia bahkan pernah singgah di Korea Utara (Korut).
Sebelumnya, Tarrant menyerang jemaah Masjid Al Noor itu ketika mereka menunaikan Salat Jumat, dan dilaporkan menyiarkan aksinya di Facebook.
Selain di Masjid Al Noor, penembakan juga terjadi di Masjid Linwood yang berjarak sekitar lima km, dan menewaskan hingga 49 orang.
Polisi Selandia Baru menyatakan mereka menangkap empat orang, terdiri dari tiga pria dan satu perempuan, beberapa jam setelah penembakan.