Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

6 Maret 1961: Terbentuknya Kostrad, Lahir dari Polemik Irian Barat dan Kebutuhan Satuan Tempur

Adrie Saputra - Rabu, 06 Maret 2019 | 16:29
Sesuai dengan aslinya, Batalyon Infantri Lintas Udara 503 Kostrad, tidak ada masalah bagi Kontingen Garuda XII untuk diterbangkan dalam beberapa sorti.
RENE L PATTIRADJAWANE

Sesuai dengan aslinya, Batalyon Infantri Lintas Udara 503 Kostrad, tidak ada masalah bagi Kontingen Garuda XII untuk diterbangkan dalam beberapa sorti.

Suar.ID - Ketika Soekarno membacakan teks proklamasi kemerdekaan, Indonesia secara tak langsung sudah bisa dianggap sebagai bangsa yang bebas dan berdauluat.

Keberadaan militer Indonesia yang sudah ada menjadi garda terdepan untuk menjaga status itu tetap melekat pada bangsa ini.

TNI yang terdiri dari tiga matra, yaitu darat, laut dan udara memiliki pasukan dan tugas masing-masing sesuai matranya.

Khusus TNI Angkatan Darat (AD), mereka memulai langkahnya untuk menjaga kedaulatan negara dengan membangun pos-pos penting tiap-tiap daerah.

Baca Juga : Gara-gara Rebutan PSK, TNI dan Wartawan di Nabire Saling Baku Hantam

Dilansir dari Kostrad.mil.id, pada 1958 sebenarnya sudah terbentuk Komando Daerah Militer (Kodam) yang berada di setiap provinsi untuk memperkuat sistem koordinasi.

Namun ketika itu militer masih bersifat teritorial dengan kemampuan terbatas yang terdiri dari Kodam, Korem, Brigade dan Batalion.

Muncul keinginan dari pimpinan TNI AD untuk membentuk satuan militer yang bersifat mobil dan berkemampuan siap tempur.

Kondisi saat itu ditambah dengan menanggapi masalah Irian Barat. Melalui surat Kasad Nomor KPTS.1067/12/1960 maka dibentuk Cadangan Umum AD (Caduad).

Baca Juga : Beda Jet Tempur Rusia dan Amerika Milik TNI: Sukhoi Sekali Pakai Seperti Pusaka, F-16 Bisa Berkali-Kali Bagai Pedang

Satuan militer ini awalnya terdiri Brigade-3/Para dengan bagian di dalamnya terdiri atas Yonif 330/Para Kodam VI/Siliwangi, Yonif 454/Banteng Raiders Kodam VII/Diponegoro, dan Yonif 530/Para Kodam VIII/Brawijaya.

Menanggapi surat keputusan Kasad, akhirnya pada 6 Maret 1961 ditetapkan sebagai hari lahirnya Cadangan Umum Angkatan Darat (Caduad).

Ketika itu Mayjen TNI Soeharto ditunjuk menjadi Panglima Korra I Caduad. Caduad kelak berubah menjadi Komando Strategis Angkatan Darat atau Kostrad.

Berubah Nama

Polemik Irian Barat menjadi masalah baru bagi Pemerintah Indonesia.

Pembebasan dilakukan oleh pemerintah, baik melalui militer maupun diplomasi khusus. Kondisi ini memanggil Caduad yang baru saja dibentuk untuk melakukan aksinya di lapangan.

Menindaklanjuti tugas penting ini, maka pada awal 1962 dibentuklah Komando Mandala dengan markas besarnya di Ujung Pandang, sekarang Makassar.

Dilansir dari Harian Kompas yang terbit pada 26 Desember 1996, dari korps Tentara 1 Caduad, maka Brigade-3/Para mulai diterjunkan langsung di daerah Operasi Jayawijaya.

Misi Operasi Jayawijaya untuk membebaskan Irian Barat dari tangan penjajah Belanda dengan mengadakan perang terbuka jika perundingan perdamaian dengan Belanda di New York mengalami kegagalan.

Baca Juga : Jadi Armada Baru TNI AL, Ini Keunggulan Kapal Perang KRI Semarang-594

Namun, akhirnya Irian Barat telah bisa kembali ke pangkuan RI melalui jalur diplomasi. Tugas ini pun berhasil dituntaskan pada 1 Mei 1963.

Tak heran, nama Caduad semakin populer bersamaan dengan selesainya pembebasan Irian Barat.

Dalam perkembangan selanjutnya, melalui Keputusan Men/Pangab 19 Februari 1963, Korra I/Tjaduad dilebur menjadi Komando Strategis TNI Angkatan Darat atau Kostrad.

Dilansir dari Harian Kompas yang terbit pada 6 Maret 1997, markas komando Kostrad adalah markas Komando Utama (Kotama) pembinaan dan operasi sekaligus dengan tugas pokok membina kesiapan operasi atas segenap jajaran komandonya serta menyelenggarakan operasi pertahanan keamanan tingkat strategis sesuai dengan kebijakan Panglima ABRI.

Misi lain Kostrad

Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) (Agustus 1992-Agustus 1994)

Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) (Agustus 1992-Agustus 1994)

Selain memulai operasinya pada Irian barat, satuan yang identik dengan baret hijaunya ini juga telah beberapa kali mengikuti operasi-operasi lain.

Pada 1964-1965, Kostrad mengikuti Operasi Dwikora, Penumpasan Gerakan 30 September (1966-1967), Trisula (1975), Operasi Penumpasan Pasukan Gerilya Rakyat Sarawak (PGRS) atau Pasukan Gerilya Rakyat Kalimantan Utara tahun 1966-1969, serta Operasi Seroja Timor-Timur (1975-1976).

Selain itu, Kostrad juga memiliki catatan aksi lain operasi Internasional yakni, tugas-tugas operasi Kontingen Garuda IV, V, VII dan misi perdamaian ICSS di Vietnam sebagai realisasi persetujuan Paris tanggal 26 Januari 1973 (Tahun 1973-1975).

Baca Juga : Cara Jitu Mengenali Pangkat Anggota TNI Lewat Mobil Dinasnya

Pada operasi Kontingen Garuda Garuda VI dan VIII dalam misi perdamaian di Timur Tengah (1973-1978) serta dalam operasi Kontingen Garuda IX untuk misi perdamaian UNIIMOG akibat perang Irak-Iran pada tahun 1989-1990.

Kostrad juga berkiprah di Kamboja dan di kawasan Balkan (Eropa).

Kini Kostrad terlibat dalam operasi pemulihan keamanan, pengamanan perbatasan, penanggulangan bencana alam, pengamanan obyek vital, dan operasi pembebasan sandera.

Letnan Jenderal TNI Besar Harto Karyawan mendapat kepercayaan sebagai Panglima Kostrad sekarang. (Aswab Nanda Pratama/Kompas.com)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Terbentuknya Kostrad, Lahir dari Polemik Irian Barat dan Kebutuhan Satuan Tempur"

Source :Kompas.com

Editor : Suar

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x