Tetapi pengacara Muthana mengatakan bahwa dia adalah warga negara AS dan memegang paspor AS.
Ada referensi dalam cerita media tentang Muthana yang mengatakan bahwa setelah dia meninggalkan AS ke Suriah, dia berbagi di media sosial gambar dirinya membakar paspornya.
Pengacaranya mengatakan bahwa tindakan ini, jika memang terjadi, bukan alasan yang cukup bagi Muthana untuk kehilangan kewarganegaraannya.
Muthana meninggalkan rumah untuk bergabung dengan kelompok ISIS di Suriah pada tahun 2014.
Wanita 24 tahun yang bergabung dengan ISIS mengatakan dia menyesal telah bergabung dengan organisasi teroris itu dan ingin kembali ke Amerika Serikat dengan anak laki-lakinya yang berusia 18 bulan.
Muthana berusia 20 tahun ketika dia meninggalkan rumahnya di Hoover, Alabama, untuk menjadi pengantin pejuang ISIS di Suriah.
Sekarang dia menjadi seorang ibu dan seorang janda, dia tinggal di kamp pengungsi bersama anaknya.
Baca Juga : Shamima Begum, Pengantin ISIS yang Pengen Pulang Kampung Kini Terancam Kehilangan Kewarganegaraannya
"Saya tahu saya telah menghancurkan masa depan saya dan putra saya di masa depan, saya sangat menyesalinya," katanya kepada The Guardian.
Saat belajar bisnis di Universitas Alabama, Muthana mengatakan kepada keluarganya bahwa dia akan melakukan perjalanan sekolah dan malah terbang ke Timur Tengah.
Dalam sebuah surat kepada keluarganya, dilihat oleh CBS News, dia menulis, "Saya adalah seorang wanita muda yang naif, marah, dan sombong ... melihat pertumpahan darah mengubah saya."(Adrie P. Saputra/Suar.ID)