Para pemain Nantes pun menggunakan baju bertulisakan "On T'aime Emi" atau yang berarti "Kami Mencintaimu Emi" saat melakukan pemanasan sebelum laga.
Tak hanya, itu, wasit sempat menghentikan laga pada menit ke-9 (sesuai nomor punggung Sala) untuk memberikan kesempatan agar semua yang hadir di stadion menghormati Sala.
Baca Juga : Gara-gara Mengikuti dan Terlalu Percaya Google Maps, Truk Tersesat ke Jalan Sempit Lalu Masuk Jurang
Baca Juga : Terlihat Mesra? Namun Ternyata Ada Kisah Tragis di Balik Foto Ini
Seisi stadion memberikan tepuk tangan sambil meneriakkan nama Sala.
Pada momen itulah, Vahid tak bisa membendung air matanya mengingat mantan anak didiknya.
Sementara dikutip dari Mirror (8/1/2019), saat memberika keterangan pers usai jasad Sala berhasil diidentifikasi, Vahid kembali menangis.
Ia dan timnya berharap dapat menghadiri pemakaman Emiliano Sala. Otoritas sepakbola Prancis sedang manangani perubahan jadwal pertandingan Nantes sehingga mereka dapat terbang ke Argentina.
"Saya belum tahu apa yang akan kami lakukan. Sebelumnya, kami akan berdiskusi dengan beberapa pemain yang sangat dekat dengannya. Kami sudah memainkan tiga pertandingan dalam situasi ini. Kami harus kuat," ujar pelatih 66 tahun itu sembari menangis.
"Itu sangat tak terduga dan menyedihkan. Kita harus bangkit tetapi saya katakan, itu tidak mudah. Tidak mudah sama sekali," tambahnya.