Karena lama satu bulan tak benar-benar tepat dengan waktu Bulan mengelilingi Bumi, kalender Islam mengenal tahun kabisat.
Ada penambahan satu hari, menjadi 355 hari.
Awal tahun dimulai dari bulan Muharam. Nama-nama bulan diadopsi dari penanggalan yang ada di tanah Arab sejak masa Quraisy atau sebelum Islam.
"Bedanya, Islam melarang memasukkan nasi' (musim)," kata Thomas.
Baca Juga : Begini Nasib Percintaan Semua Shio di Tahun Babi Tanah 2019: Waspada Orang Ketiga
Penanggalan Tionghoa
Kalau sistem penanggalan Islam benar-benar berbasis bulan, sistem penanggalan Tionghoa memasukkan unsur matahari.
Penetapan awal bulannya lebih sederhana.
Patokannya bukan hilal, melainkan waktu konjungsi antara bulan dan matahari atau saat bulan dan matahari "bertemu" dan terletak segaris dari sudut pandang manusia.
Dalam Islam, masa saat konjungsi bulan dan matahari disebut ijtimak.
Karena mendasarkan pada waktu konjungsi, penentuan awal bulan baru dalam kalender Tionghoa tak perlu pengamatan, tetapi cukup dihitung secara matematis.
"Astronom-astronom China sejak dahulu sudah ahli dalam membuat perhitungan itu," kata Thomas.